-->

Iklan

Karakteristik Dan Tahapan Perkembangan Anak Dalam Berguru Dan Berpikir Pada Usia Sekolah Dasar (Sd)

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Anak yang berada di kelas awal SD yaitu anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh lantaran itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah bisa mengontrol badan dan keseimbangannya. Mereka telah sanggup melompat dengan kaki secara bergantian, sanggup mengendarai sepeda roda dua, sanggup menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk sanggup memegang pensil maupun memegang gunting.

Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah sanggup menunjukkan keakuannya wacana jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah bisa berbagi, dan mandiri.

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah sanggup mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah sanggup mengontrol emosi, sudah bisa berpisah dengan orang bau tanah dan telah mulai berguru wacana benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melaksanakan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami alasannya akhir dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Tahapan Perkembangan Anak Belajar dan Berpikir Pada Usia Sekolah Dasar

Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak mempunyai cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan mengikuti keadaan dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak mempunyai struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya.

Pemahaman wacana objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan fasilitas (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut kalau berlangsung terus menerus akan menciptakan pengetahuan usang dan pengetahuan gres menjadi seimbang.

Dengan cara menyerupai itu secara sedikit demi sedikit anak dapatmembangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka sikap berguru anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut mustahil dipisahkan lantaran memang proses berguru terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan sikap berguru sebagai berikut:

1.   Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak,
2.   Mulai berpikir secara operasional,
3.   Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda,
4.   Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan kekerabatan alasannya akibat, dan
5.   Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.

Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan berguru anak usia sekolah dasar mempunyai tiga ciri, yaitu:

1. Konkrit

Konkrit mengandung makna proses berguru beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang sanggup dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik pengutamaan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil berguru yang lebih bermakna dan bernilai, alasannya siswa dihadapkan dengan insiden dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih sanggup dipertanggungjawabkan.

2. Integratif

Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum bisa memilah-milah konsep dari banyak sekali disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bab demi bagian.

3. Hierarkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak berguru berkembang secara sedikit demi sedikit mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman bahan .

Demikian uraian mengenai Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas 1, 2, dan 3 SD dan Tahapan Perkembangan Anak Belajar dan Berpikir Pada Usia Sekolah Dasar. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi…!

0 Response to "Karakteristik Dan Tahapan Perkembangan Anak Dalam Berguru Dan Berpikir Pada Usia Sekolah Dasar (Sd)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel