-->

Iklan

Mengapa Interpretasi Peta Tematik Lebih Gampang Dibandingkan Peta Umum?

Materi Sekolah - Mengapa Interpretasi Peta Tematik lebih Praktis Dibandingkan Peta Umum? - Interpretasi peta tematik lebih gampang dibandingkan dengan interpretasi peta umum.

Mengapa demikian?

Karena legenda yang menjelaskan simbol-simbol dalam peta terdapat dalam peta. Sedangkan dalam peta umum legenda ada di luar peta. Di dalam atlas legenda peta umum ada di serpihan depan dari atlas.

Sebagian besar isi atlas berupa peta umum, namun di serpihan depan biasanya terdapat beberapa peta tematik seperti:
  1. Peta Kepadatan Penduduk Indonesia,
  2. Peta Jalur Transportasi,
  3. Peta Fauna Utama Indonesia,
  4. Peta Hasil Bumi dan Laut Indonesia,
  5. Peta Hasil Tambang Indonesia, dan
  6. Peta Persebaran Daerah Industri.
 Mengapa Interpretasi Peta Tematik lebih Praktis Dibandingkan Peta Umum Mengapa Interpretasi Peta Tematik lebih Praktis Dibandingkan Peta Umum?

Di antara peta-peta tematik tersebut, yang memakai simbol warna hanyalah Peta Kepadatan Penduduk Indonesia.

Apakah simbol warna yang dipakai dalam peta umum sama dengan simbol warna dalam peta kepadatan penduduk?

Untuk mengetahui lebih jauh marilah kita coba melaksanakan interpretasi Peta Kepadatan Penduduk Indonesia.

1. Warna Hijau Kebiruan

Warna hijau kebiruan menunjukkan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk antara 0-50 jiwa/km2. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk ibarat ini terdapat di sebagian besar Sumatera serpihan tengah, sebagian besar Kalimantan Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

2. Warna Hijau Muda

Warna hijau muda menunjukkan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk antara 51-100 jiwa/km2. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk ibarat ini yaitu Sumatera Barat, sebagian besar Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

3. Hijau Kekuningan

Warna hijau kekuningan menunjukkan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk antara 101-150 jiwa/km2. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk ibarat ini teradapat di Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat , Sulawesi Utara, dan Gorontalo.

4. Warna Kuning

Warna kuning menunjukkan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk antara 151-500 jiwa./km2. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk ibarat ini yaitu Provinsi Lampung.

5. Warna Abu-Abu

Warna abu-abu menunjukkan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk antara 501-1000 jiwa/km2. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk ibarat ini terdapat diseluruh Pulau Jawa kecuali Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

6. Warna Kemerahan

Warna kemerahan menunjukkan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk antara >1000 jiwa/km2. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk ibarat ini yaitu Derah Khusus Ibukota Jakarta.

Apabila diperhatikan, ternyata arti dari simbol warna dalam peta tematik berbeda dengan simbol warna dalam peta umum.

Jika akan melaksanakan interpretasi peta wilayah lautan, jenis peta apa yang akan diinterpretasi?
Peta umum atau peta tematik?

Jika memakai peta umum, kita hanya akan memperoleh gosip perihal kedalaman air laut.

Jika yang kita inginkan perihal relief dasar laut, maka harus interpretasi dari peta tematik yang berupa peta kontur dasar laut.

Jenis peta ini sulit didapatkan. Informasi yang terdapat dalam peta kontur dasar maritim antara lain:
  1. Landas kontinen (continental shelf), yaitu wilayah maritim yang dangkal di sepanjang pantai dengan kedalaman kurang dari 200 m, dan dengan kemiringan yang landai.
  2. Dangkalan (plat), merupakan ekspansi dari shelf, dengan kedalaman lebih kurang 200-2000 m dan masih merupakan kelanjutan dari benua.
  3. Lereng benua (continental slope), merupakan lereng benua kelanjutan dari shelf atau plat dengan kedalaman maritim umumnya lebih kurang 2.000-2.500 m dan kemiringan antara 4% hingga 6%.
  4. Dulang jeluk (abyssal), daerah atau daerah ini merupakan daerah yang mempunyai relief datar terletak di serpihan maritim dalam, dan luasnya meliputi hingga dua pertiga luas dasar lautan.
  5. Gunung maritim (seamount), yaitu gunung dasar maritim dengan lereng yang curam dan berpuncak runcing serta kemungkinan mempunyai tinggi hingga 1 km atau lebih, tetapi tidak hingga ke permukaan laut.
  6. Palung maritim (trench atau trog), yaitu serpihan maritim yang sangat dalam (kedalaman lebih dari 5000 meter), bentuknya memanjang dan sempit. Terjadi sebab proses penenggelaman yang terus menerus. Bagian maritim yang terdalam yaitu berbentuk kanal yang seakan-akan terpisah sangat dalam yang terdapat di perbatasan antara benua dengan kepulauan.
  7. Lubuk maritim (basin atau ledok laut), yaitu serpihan maritim yang dalam terjadi sebab pemerosotan dasar laut, berdinding curam dan berbentuk mangkuk. Pada dasarnya proses terjadinya sama dengan palung laut, tetapi berbeda pada bentuknya yang membulat dan kedalamannya lebih dari 5000 meter.
  8. Atol, yaitu terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian karam di bawah permukaan laut. Batu-batuan yang terdapat di sini ditandai oleh adanya terumbu karang yang terbentuk ibarat cincin.
  9. Punggung maritim (midoceanic ridge), yaitu bagian-bagian dasar maritim yang menjulang ke atas sebagai pegunungan besar dan sangat panjang yang ada di tengah samudera, sebagian ada yang muncul di atas permukaan air laut.
  10. Ambang maritim atau drempel, yaitu serpihan maritim yang dangkal sebab dasar lautnya tinggi, sehingga memisahkan dua maritim dalam.
  11. Alur-alur laut, yaitu relief dasar maritim sebagai hasil dari dasar sungai yang mengalami penenggelaman.

0 Response to "Mengapa Interpretasi Peta Tematik Lebih Gampang Dibandingkan Peta Umum?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel