Sebutkan Dan Jelaskan Ciri-Ciri Negara Berkembang!

Materi Sekolah - Sebutkan dan Jelaskan Ciri-Ciri Negara Berkembang! - Ciri-ciri Negara Berkembang - Ciri-ciri negara berkembang sanggup digolongkan pada 3 hal, yaitu dari segi ekonomi atau tingkat pendapatan perkapitanya, segi kualitas penduduknya, dan segi lingkungan fisiknya.

1. Ciri-ciri negara berkembang dilihat dari segi ekonomi (tingkat pendapatan per kapita)

Dipandang dari segi perekonomiannya negara-negara berkembang menyerupai Indonesia, India, Bangladesh, Kenya, Nigeria, Ethiopia, Guatemala, Elsalvador dan lain-lain, pertumbuhannya sangat lambat.

Negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amrika Latin pada umumnya struktur perekonomiannya bersifat agraris.

Negara berkembang masih memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam yang ada belum dimanfaatkan secara optimal lantaran kekurangan tenaga jago dan modal kecil.

Tingkat kehidupan yang rendah itu tampak terang secara kuantitatif maupun kualitatif: pendapatan perkapita yang rendah, kondisi perumahan yang tidak memadai, sarana kesehatan yang terbatas, tingkat pendidikan yang rendah, tingkat final hidup yang tinggi, tingkat keinginan hidup (life expectancy) yang rendah, perasaan kacau tidak menentu, dan rasa putus asa. Sebagai citra perekonomian negara-negara berkembang indikatornya sanggup dilihat dari pendapatan per kapitanya sebagai berikut:

Pendapatan per Kapita Beberapa Negara Berkembang di Dunia Tahun 2006

1. Indonesia US$ 3.720
2. India US$ 3.460
3. Bangladesh US$ 2.090
4. Pakistan US$ 2.350
5. Laos US$ 2.020
6. Kenya US$ 1.170
7. Nigeria US$ 1.040
8. Ethiopia US$ 1.000
9. Guatemala US$ 4.410
10. El Salsavador US$ 5.120

2. Ciri-ciri negara berkembang dilihat dari segi kualitas penduduknya

Dari kualitas penduduknya, ciri-ciri negara berkembang sanggup dilihat sebagai berikut:

• Tingkat pendidikannya rendah;
• Tingkat produktivitasnya rendah;
• Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Beban Tanggungan yang Tinggi;
• Tingginya tingkat pengangguran semu;
• Ketergantungan terhadap Produksi Pertanian dan Ekspor Produk Primer;
• Ketergantungan dalam hubungan internasional

a. Tingkat Pendidikan Rendah

Tingkat pendidikan di Negara Berkembang pada umumnya masih rendah. Hal ini sanggup diukur dengan prosentase penduduk yang melek huruf. Tingkat pendidikan merupakan indikator kemajuan sustu bangsa, alasannya yaitu denganpendidikan yang tinggi orang akan praktis mendapatkan pembaharuan, sehingga akan praktis bila ada perubahan, dibanding dengan mereka yang kurang beroendidikan.

Pendidikan di beberapa negara berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin, sanggup dijelaskan sebagai berikut:

• Di Indonesia penduduk yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis mencapai 90,94%.
• Di India angka melek abjad gres mencapai 56%, berupa penduduk yang tinggal di pedalaman. Upaya pemerintah India dalam meningkatkan pendidikan penduduk dilaksanakan pendidikang rtatis.
• Di Pakistan pendudukyang bebas buta hurf mencapai 43%.
• Di Nigeria tingkat melekhuruf untuk usia 15 tahu mencapai 63%.
• Di Ethiopia tingkat melek abjad gres mencapai 43%, dan gres 10% anak usia sekolah yang telah sekolah.
• Di Guatemala pada tahu yang sama,jumlah penduduk yang sudah melek abjad mencapai 70%.
• Penduduk El Salvador yang melek abjad pada tahun yang sama mencapai 81%.

b. Tingkat Produktivitas Rendah

Akibat dari tingkat hidup yang rendah, negara berkembang ditandai pula oleh tingkat produktivitas tenaga kerja yang rendah. Seperti kita ketahui, konsep fungsi produksi yang secara sistematis menghubungkan output dengan kombinasi-kombinasi input pada tingkat teknologi tertentu sanggup dipakai untuk menjelaskan cara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan materinya.

Namun demikian, konsep teknis hemat dari fungsi produksinya perlu ditunjang oleh konseptualisasi yang luas termasuk di antaranya inputinput lainnya menyerupai motivasi pekerja dan keluwesan kelembagaan. Di seluruh negara berkembang, tingkat produktivitas tenaga kerja sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara maju.

Produktivitas yang rendah biasanya produktivitas diukur dengan membandingkan antara output dan input. Ringkasnya output per satuan input. Misalnya orang seorang petani mempunyai 0,5 Ha lahan sawah. Setelah diolah sendiri dalam satu kali demam isu tanam, menghasilkan 100 Kg gabah. 100 Kg gabah ini yaitu output atau hasil atau produknya.

Berapa produktivitas tenaga kerjanya. Jawabannya adaah 200 Kg per Ha. Produktivitas yaitu output (100 Kg gabah) per satuan input (lahan)100 dibagi 0,5 sama dengan 200 kg per Ha. Namun demikian dalam sebuah proses produksi barang dan jasa, inputnya tentu majemuk tidak hanya lahan. Misalnya tenaga kerja, jam kerja dan sebagainya.

Makara konsep produktivitas selalu berkaitan dengan majemuk kombinasi input. Makara mengapa tingkat produktivitas penduduk NSB lebih rendah daripada negara-negara maju? Karena ada perbedaan dalam hal kualitas tenaga kerja, kecakapan manajerial, teknologi, fleksibilitas kelembagaan, dan mentalitasnya.

c. Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Beban Tanggungan yang Tinggi

Lebih dari dua pertiga penduduk dunia ini berada di negara-negara berkembang. Tingkat kelahiran dan tingkat final hidup sangat berbeda, tingkat pertumbuhan penduduk tinggi, sedangkan di negara-negara maju pertumbuhan penduduknya rendah (7 orang per 1000 penduduk pada periode yang sama).

Tingkat kelahiran bergairah tersebut mungkin merupakan cara yang paling praktis untuk membedakan negara berkembang dengan negara-negara maju. Bagi negara berkembang masih sulit untuk menekan tingkat pertumbuhan hingga di bawah 20 per-1000 penduduk, sebaliknya untuk mencapai angka di atas itu sulit bagi negara-negara maju.

Sementara itu, jikalau ditinjau dari kelahiran tampak bahwa tingkat kelahiran negara berkembang masih relatif tinggi yaitu sekitar 33 per 1000 penduduk. Implikasi penting tingkat kelahiran ini yaitu bahwa proporsi bawah umur di bawah usia 15 tahun hampir separuh dari penduduk total di negara berkembang, sedangkan di negara-negara maju kurang lebih seperempat dari jumlah penduduk. Keadaan tersebut menjadikan tinggi beban tanggungan.

d. Tingginya Tingkat Pengangguran Semu

Salah satu wujud utama dan faktor yang menjadikan rendahnya taraf hidup di negara berkembang yaitu penggunaan tenaga kerja yang tidak sesuai dan tidak efisien dibanding negara-negara maju. Keadaan tersebut terwujud dalam dua bentuk. Pertama, dalam bentuk pengangguran semu (under employment) yang ditunjukkan oleh orang-orang pedesaan dan perkotaan yang bekerja kurang dari apa yang sanggup mereka kerjakan (harian, mingguan, atau musiman).

Pengangguran semu ini juga termasuk mereka yang biasanya bekerja secara penuh (full time) tetapi produktivitasnya begitu rendah sehingga dengan pengurangan-pengurangan jam kerja tidak akan mempunyai imbas yang berarti terhadap jumlah out put.

Bentuk yang kedua yaitu pengangguran terbuka (open employment) yaitu orang-orang yang mampu
dan sangat ingin bekerja tetapi tidak ada pekerjaan yang tersedia bagi mereka. Keadaan ini berarti menuntut bahwa lapangan kerja harus diciptakan dan harus disediakan sesuai dengan perkembangan jumlah tenaga kerja.

e. Ketergantungan terhadap Produksi Pertanian dan Ekspor Produk Primer

Sebagian besar atau sekitar 80% penduduk negara berkembang bermukim didaerah pedesaan, sedangkan di negara maju kurang dari 30%. Jika dilihat dari produksi tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian, maka untuk negara berkembang yaitu sekitar 69% dibandingkan dengan di negara maju sekitar 18%. Sementara itu, bantuan sektor pertanian terhadap GDP yaitu sekitar 30% di negara berkembang, sedangkan di negara maju hanya berkisar 5%.

Pada umumnya perekonomian negara berkembang berorientasi kepada produk-produk primer. Ekspornya produk-produk primer menyerupai materi (makanan, materi baku/mentah, materi bakar, dan bahan-bahan logam, kontribusinya terhitung hampir 70% dari nilai ekspor keseluruhan.

f. Ketergantungan dalam Hubungan Internasional

Salah faktor yang sangat penting yang menjadikan rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang disebabkan lantaran pengangguran yang tinggi, ketidak merataan pembagian pendapatan. Disamping itu masih adanya ketergantungan antara negara-negara miskin kepada negara-negara kaya.

Dominasi kekuasaan ekonomi dan politik terhadap negara-negara miskin tampak dalam pengendalian tumpuan perdagangan internasional oleh negara-negara kaya. Tidak jarang kekuasaan maju untuk mendikte cara-cara dan syarat-syarat dalam mentransfer teknologi, derma luar negeri dan menyalurkan modal swasta ke negara berkembang.

3. Ciri-ciri negara berkembang dilihat dari Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik negara-negara berkembang sebagian besar berada dibelahan bumi cuilan selatan. Negara-negara berkembang tolong-menolong banyak yang mempunyai lingkungan fisik ang potensial untuk dikembangkan.

Namun lantaran keterbatasan dalam sumbedaya insan dan peguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi masih rendah, maka negara berkembang cenderung belum bisa memanfaatkan sumberdaya alamnya secara optimal,karena keterbatasan modal yang dimiliki.

Berkaitan dengan terbatasnya kemampuan sumberdaya insan dan modal, maka dijalin kolaborasi antara negara maju dan berkembang. Negara-negara maju menanamkan modal di negara berkembang dengan mendirikan industri. Kerjasama ini merupakan kolaborasi yang saling menguntungkan.

Bagi negara maju manfaatnya adalah:

• (1) Lebih praktis memperoleh materi mentah dan baku untuk industrinya;
• (2) Tersedia tenaga kerja yang murah;
• (3) Pemasaran yang praktis dan meluas.

Sebaliknya bagi negara berkembang, manfaatnya adalah;

• (1) menerima derma modal usaha,
• (2) Industri yang dibangun negara maju sanggup membuat lapangan kerja baru,
• (3) Aliran modal dari negara maju sanggup meningkatkan pendapatan negara berkembang,
• (4) Kegiatan industri sanggup membantu kemajuan teknologi di negara berkembang.

Share this post