-->

Iklan

Bab Ii Rujukan Ptk Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret

Materi Sekolah - BAB II Contoh PTK Matematika Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret - Berikut ini teladan PTK dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Penggunaan Media Konkret pada Siswa Kelas VI SD Negeri ....

Bagi Bapak atau Ibu Guru yang menginginkan teladan PTK lengkap bisa SMS ke HP: 081328239660.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa mencar ilmu ialah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (1993:13). Belajar ialah perjuangan mengadakan perubahan terhadap diri insan yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun perilaku (Suharsimi, 1993: 19).
Hilgard, dalam buku Theories of Learning (1948: 409) mengemukakan, mencar ilmu bekerjasama dengan tingkah laris seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu.
Belajar ialah proses mencari balasan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Revans (1998), mencar ilmu ialah proses menanyakan sesuatu yang berawal dari ketidaktahuan ihwal apa yang dilakukan.
2. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Demaja WS (2004), hasil mencar ilmu ialah merupakan citra tingkat penguasaan siswa terhadap target mencar ilmu pada topik bahasan yang dipelajari, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor balasan benar pada soal yang disusun sesuai dengan target belajar.
Menurut Abdurrahman (2003: 37), hasil mencar ilmu ialah kemampuan yang diperoleh anak sehabis melalui acara belajar. Anak yang dikatakan berhasil dalam pembelajaran ialah mereka yang sanggup mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Dimyati dan Mujiono (2006:3) memaparkan bahwa hasil mencar ilmu merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mencar ilmu dan tindak mengajar. Hasil mencar ilmu merupakan pencapaian tujuan pengajaran dan kemampuan mental siswa.
3. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran ialah suatu rangkaian acara yang mempengaruhi mencar ilmu mengajar sehingga proses belajarnya sanggup berlangsung dengan mudah.
Pembelajaran ialah proses komunikasi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa, sehingga terjadi perubahan perilaku dan pola pikir yang dibutuhkan menjadi kebiasaan siswa. Guru berperan sebagai komunikator dan materi bimbing yang dikomunikasikan berisi pesan ilmu pengetahuan (Gagne dan Briggs-1979).
Sudiarto (1990) mengemukakan bahwa pembelajaran ialah upaya penataan lingkungan semoga acara mencar ilmu tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara internal maupun eksternal.
Bruner beropini bahwa, salah satu tahap dalam proses pembelajaran ialah tahap enaktif, yaitu yang ditandai oleh manipulasi secara pribadi objek-objek berupa benda di lingkungan sekitar atau insiden kongkrit.
4. Pengertian Matematika
Matematika ialah ilmu ihwal nalar mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling bekerjasama satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri, (James dalam Ruseffendi, dkk 1996: 27).
Matematika ialah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis. Matematika ialah bahasa yang memakai istilah yang didefinisikan dengan cermat, terang dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, (Johnson dan Rising dalam Ruseffendi, dkk. 1996: 28).
Menurut Reys dkk. dalam Ruseffendi, dkk. (1996: 28) mengemukakan bahwa Matematika ialah telaah ihwal pola dan hubungan, suatu jalan atau cara berpikir, suatu seni suatu bahasa dan suatu alat.
Menurut Puskur-Dit PTKSD (2003: 2), Matematika merupakan suatu materi kajian yang mempunyai obyek abnormal dan dibangun melalui proses budi budi deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akhir logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterlibatan antar konsep dalam Matematika bersifat sangat besar lengan berkuasa dan jelas.
Berdasarkan pengertian di atas, sanggup disimpulkan bahwa Matematika ialah ilmu yang mempelajari pola berfikir, pola pengorganisasian pembuktian yang logis, serta bahasa dan penelaahannya yang dibangun melalui proses budi budi deduktif.
5. Pengertian Media
Media pembelajaran diartikan sebagai bentuk yang sanggup dipakai untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga sanggup mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media dipakai untuk meningkatkan pengalaman mencar ilmu semoga menjadi lebih konkrit. (Basyirudin Usman. 2002: 12).
Media bantu pendidikan ialah alat-alat yang dipakai oleh seorang pendidik dalam memberikan materi atau materi pendidikan/pengajaran. Dalam praktiknya media bantu lebih sering disebut sebagai peraga lantaran berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan atau pengajaran.
Media berdasarkan Arsyad (2002) ialah mediator atau pengantar pesan dari pengirim ke peserta pesan. Media sanggup berupa suatu materi atau alat. Media merupakan sarana pembelajaran yang dipakai untuk memberikan informasi kepada siswa yang bertujuan semoga siswa mengetahui sesuatu hal.
Media berperan sebagai alat bantu mencar ilmu yang bisa dipakai sendiri oleh siswa atas bimbingan guru, dalam pembelajaran media dipakai untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru dalam menunjukkan atau memberikan pelajaran.
Media bantu pendidikan ini disusun memakai patokan atau berdasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indera. Oleh lantaran itu, semakin banyak panca indera yang dipakai untuk mendapatkan sesuatu materi yang diajarkan maka semakin banyak dan semakin terang pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh oleh target pendidikan. Dengan perkataan lain media dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi dari siswa.
Seorang pakar ilmu pendidikan berjulukan Edgar Dale membagi media atau alat bantu pendidikan tersebut ke dalam 11 macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap media tersebut di dalam sebuah gambar kerucut yang dinamakan kerucut Edgar Dale.
Semakin mengerucut maka akan semakin kecil intensitasnya dalam membantu dan mempermudah persepsi dari masyarakat atau target pendidikan.
11 macam alat peraga pendidikan tersebut yaitu kata-kata, tulisan, rekaman/radio, film, televise, pameran, field trip, demonstrasi, sandiwara, benda tiruan, dan benda asli.

Gambar 2.1. Kerucut Edgar Dale

Pada gambar kerucut Edgar Dale tersebut di atas sanggup dilihat bahwa lapisan yang paling dasar ialah benda orisinil dan yang paling atas ialah kata-kata. Hal ini berarti bahwa dalam proses pendidikan, benda orisinil mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsi materi pendidikan/pengajaran. Sedangkan penyampaian materi atau materi hanya dengan kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah. Maka jelaslah bahwa penggunaan alat peraga merupakan implementasi salah satu prinsip proses pendidikan.

B. Kerangka Berpikir
Hasil mencar ilmu matematika siswa kelas VI yang masih rendah harus segera diperbaiki. Siswa diupayakan sanggup memecahkan duduk kasus melalui pengamatan, penafsiran, penerapan, dan diskusi. Berdasarkan pernyataan di atas, maka kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut:

BAB II Contoh PTK Matematika Kenaikan Pangkat Kelas  BAB II Contoh PTK Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret

Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi awal, guru belum memakai media nyata dalam pembelajaran sehingga hasil mencar ilmu siswa rendah. Pada siklus I, guru memakai media nyata sehingga hasil mencar ilmu siswa meningkat. Pada siklus II, selain memakai media konkret, pembelajaran dilaksanakan berkelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3 siswa. Siswa mengamati media nyata secara pribadi yang berupa benda-benda di lingkungan sekolah, sehingga pembelajaran berlangsung aktif, kreatif, dan menyenangkan dan pada risikonya hasil mencar ilmu siswa meningkat sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan.

C. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas hipotesis tindakan penelitian ini adalah:
1. Penggunaan media nyata sanggup meningkatkan keaktifan siswa kelas VI dalam pembelajaran matematika.
2. Penggunaan media nyata sanggup meningkatkan hasil mencar ilmu siswa kelas VI dalam pembelajaran matematika.

Baca juga:
  1. BAB I Contoh PTK Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret
  2. BAB III Contoh PTK Matematika Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret
  3. Daftar judul PTK Kenaikan Pangkat SD
Silahkan SMS ke HP: 081328239660 bila Bapak Ibu Saudara menginginkan teladan PTK lengkapnya. Demikian semoga bisa membantu.

0 Response to "Bab Ii Rujukan Ptk Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel