-->

Iklan

Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran


A.    Konsep dan Prinsip Komunikasi

Berkomunikasi efektif berarti komunikator dan komunikan sama-sama mempunyai pengertian yang sama wacana suatu pesan. Oleh alasannya ialah itu, dalam bahasa gila orang menyebutnya “the communication is in tune” yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.

Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif ialah antara lain:

1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.

2. Menggunakan bahasa yang gampang ditangkap dan dimengerti.

3. Pesan yang disampaikan sanggup menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.

4. Pesan sanggup menggugah kepentingan dipihak komunikan yang sanggup menguntungkannya.

5. Pesan sanggup menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan.

Menurut Thomas Leech dalam bukunya “Say it like Shakespeare”, ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu:

1. Pengirim pesan (sender),

2. Pesan yang dikirimkan (message),

3. Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media),

4. Penerima pesan (receiver),

5. Umpan balik (feedback).

Untuk sanggup melaksanakan komunikasi efektif ada beberapa hal yang dilarang dilakukan yaitu:

1. Menganalisa

2. Menyalahkan

3. Menghakimi

4. Menasehati

5. Menginterogasi

B.  Metode Komunikasi

Salah satu pakar komunikasi, Mary Munter, mengemukakan bahwa ada 4 metode komunikasi yang diadaptasi dengan pendengar (audience), isi pesan (content), dan efek (impact). Keempat metode tersebut ialah :

1.  Tell : Dalam metode ini, content dikomunikasikan hanya satu arah, sehingga keterlibatan audience sangat kecil, dan impact yang dihasilkan tidak terlalu besar.

2.  Sell : Dalam metode ini, pengirim pesan sudah memakai cara cara persuasif dalam mengkomunikasikan content (isi pesan) ke audience. Sudah ada partisipasi audience dalam interaksi, sehingga menghasilkan impact yang lebih besar.

3.  Joint : Dalam metode ini, sudah terjadi kerja sama yang sejajar antara pengirim pesan dengan audience, dan terjadi sinergi diantara keduanya sehingga menghasilkan impact cukup besar.

4. Consult : Dalam metode ini, audience lebih aktif dibanding pengirim pesan yang lebih bertindak sebagai fasilitator. Metode ini lebih efektif dalam menginspirasi audience.  Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, dituntut mempunyai kemampuan komunikasi dalam metode ini.

Menurut Mahmud, Machfoedz ada beberapa metode komunikasi yaitu:

a. Metode Redundan atau Repetisi

yaitu metode dengan pengulangan atau repetisi sebuah pesan. Dengan mengulang-ulang pesan, akan menarik perhatian lebih, lebih jauh akan tertanam dalam pikiran bawah sadar. Iklan produk di TV dan Radio memakai metode komunikasi macam ini. Meski begitu, pengulangan yang terlalu banyak juga akan mencapai titik kekenyangan/limit (saturation point), kemudian pesan menjadi hilang daya magisnya. Oleh alasannya ialah itu, hendaknya pengulangan-pengulangan itu diberi variasi yang menarik biar tidak membosankan.

b. Metode Kanalisasi

Metode kanalisasi ini  sesungguhnya ialah metode yang mengarahkan cara berfikir khalayak biar sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ibarat air yang akan diarahkan contoh alirannya, mesti dibuatkan saluran atau akses (channel). Hal pertama yang harus dikenal dari khalayak ialah kerangka referensinya atau kerangka rujukan (frame of reference). Komunikasi ini dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standar normatif khalayak, kemudian mengubahnya bertahap menuju nilai-nilai dan standarisasi yang kita inginkan.Dalam bahasa sederhananya, bagaimana kita memunculkan tenggang rasa biar sanggup diterima oleh khalayak. Ketika kita diterima, pada ketika itulah proses kanalisasi dimulai.

c. Metode Informatif

Metode ini mungkin yang paling sederhana, yaitu cukup memberi penerangan sejelas-jelasnya wacana maksud pesan kepada khalayak. Penerangan yang dimaksud ialah memberikan sesuatu apa adanya, apa yang sesungguhnya, menurut data, fakta dan opini yang benar. Jadi, khalayak di sini bebas dalam merespon pesan.

d. Metode Persuasif

Persuasif berarti mensugesti dengan bujukan. Sasaran utama metode ini ialah perasaan khalayak, bukan pikirannya. Dalam metode ini diupayakan, khalayak dikondisikan dalam keadaan gampang disugesti (suggestible).

e. Metode Edukatif

Metode ini intinya ibarat dengan metode informatif. Keduanya sama-sama memberikan data, fakta dan pengalaman-pengalaman yang sebenar-benarnya. Namun perbedaannya dengan metode informatif, metode komunikasi ini lebih disengaja, teratur dan bersiklus dengan tujuan mengubah tingkah laris insan kearah yang diinginkan.

f. Metode Kursif

Kursif (coorsive) berarti memaksa. Dengan kata lain, metode kursif

merupakan metode komunikasi dengan jalan memaksa. Oleh karena

itu, isi pesan tidak hanya berisi pendapat-pendapat, namun

mengandung ancaman-ancaman (fear motivation). Peraturanperaturan, perintah dan proses intimidasi lainnya merupakan

perwujudan model komunikasi macam ini.

C. Teknik Komunikasi

Pengertian teknik komunikasi ialah suatu cara yang dipakai dalam memberikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini diperlukan setiap orang sanggup secara efektif melaksanakan komunikasi satu sama lain dan secara sempurna menggunakannya.

Beberapa teknik komunikasi dalam situasi semi formal :

1. Informative Communication (Komunikasi Informatif)

Informative communication ialah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang wacana hal-hal gres yang diketahuinya. Teknik ini berdampak kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya dalam penyampaian info dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik informatif ini berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, medianya mengakibatkan keserempakan, serta komunikannya heterogen. Biasanya teknik informatif yang dipakai oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek atau insiden yang sedang menarik perhatian khalayak.

2. Persuasif Communication (Komunikasi Persuasif)

Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau sikap komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi  sehingga mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga sanggup terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap dan terpadu. biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan mengakibatkan perasaan tertentu.

D. Model Komunikasi

Model komunikasi ialah citra yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.

Adapun model-model komunikasi ialah sebagai berikut.

a. Model Stimulus – Respons

Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini mengambarkan komunikasi sebagai sebuah proses agresi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memperlihatkan respon dengan cara tertentu. Kita sanggup juga menyampaikan bahwa proses ini merupakan perpindahan informasi ataupun gagasan. Proses ini sanggup berupa timbal balik dan mempunyai imbas yang banyak. Setiap imbas sanggup merubah sikap dari komunikasi berikutnya. Model ini mengabaikan komunikasi sebagai sebuah proses. Dengan kata lain, komunikasi dianggap sebagai hal yang statis. Manusia dianggap berprilaku alasannya ialah kekuatan dari luar ( stimulus ), bukan menurut kehendak, keinginan, atau kemauan bebasnya.

b. Model Komunikasi Linear

Istilah linear mengandung makna lurus. Kaprikornus proses linier berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus. Dalam konteks komunikasi proses secara linear ialah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Komunikasi linear ini berlangsung baik dalam situasi komunikasi tatap muka (face-to-face communication) maupun dalam situasi komunikasi bermedia (mediated communication). Contoh untuk ini, seorang ayah yang sedang memperlihatkan pesan yang tersirat kepada anaknya pada waktu mana si anak membisu seribu bahasa, atau eksekutif perusahaan yang sedang memarahi anak buahnya, atau jaksa sedang membacakan tuduhan terhadap terdakwa di gedung pengadilan.

c. Model Interaksional

Model komunikasi ini menekankan proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim kepada akseptor dan dari akseptor kepada pengirim. Proses  melingkar ini memperlihatkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Secara interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang sanggup menjadi baik pengirim amupun akseptor dalam sebuah interaksi, tetapi tidak sanggup menjadi keduanya sekaligus. Pada model ini terdapat elemen penting yaitu umpan balik (feed back ). Umpan balik merupakan balasan terhadap pesan yang diterima oleh seseorang. Berbeda dengan komunikasi linier, bahwa di dalam komunikasi linier balasan yang diberikan oleh komunikan berupa respon tanpa seleksi dan interpretasi. Umpan balik merupakan bentuk adanya obrolan antara komunikator dan komunikan.

d. Model transaksional

Model komunikasi transaksional berarti bahwa proses komunikasi tersebut kooperatif, baik pengirim maupun akseptor sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.

E. Proses komunikasi

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau insiden yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau konsekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan ibarat berikut.

a. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud.

b. Pesan (message) ialah informasi yang disampaikan atau dibawa melalui suatu media

atau saluran baik secara eksklusif maupun tidak langsung.

c. Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.

d. Komunikan (receiver) mendapatkan pesan yang disampaikan dan

menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang

dimengerti oleh komunikan itu sendiri kemudian memperlihatkan umpan balik

F. Hambatan Komunikasi Efektif

Secara umum kendala yang terjadi dalam proses komunikasi sanggup berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).

a. Hambatan internal, berasal dari diri peserta didik atau pembelajar itu sendiri. Dapat berupa kendala psikologis (minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan, dll) dan kendala fisik (kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh).

b. Hambatan eksternal, berasal dari lungkungan pembelajar. Dapat berupa kendala kultural (adat-istiadat, kepercayaan, norma sosial, dan nilai-nilai panutan) dan kendala lingkungan (suasana yang panas, bising, dan berjubel).

G. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi

Sebuah komunikasi yang efektif membutuhkan kejernihan pesan, kelengkapan pesan, ekspresi wajah, kontak mata, postur tubuh, dan penampilan fisik secara eksternal. Di abad modern ini mungkin Nampak 'tolol' melihat seseorang berusaha membuat kesadaran komunikasi. Banyak di antara kita memberi sedikit perhatian pada hal ini tetapi kenyataanya komunikasi ini terus berlangsung, tak peduli siapa Saudara, jikalau Saudara tidak bisa berkomunikasi dengan semestinya maka tak seorangpun akan mendengarkan Saudara. Kaprikornus komunikasi merupakan sebuah asset penting sebagai embel-embel untuk kepribadian Saudara.

Bagiamana membangun sebuah komunikasi efektif tersebut, berikut beberapa hal yang sebaiknya jadi pertimbangan untuk dikembangkan:

a. Kontak Mata.

b. Ekspresi Wajah

c. Postur Tubuh

d. Selera Berbusana

e. Tips membangun komunikasi yang efektif

f. Gunakan kalimat seefektif mungkin

g. Jangan mengungkapkan pengulangan ide/pokok bahasan

h. Jangan berbicara terlalu lambat

i. Hindari gumaman yang terlalu sering

j. Hindari humor yang tidak perlu



H. Penerapan Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

Komunikasi dalam pembelajaran dikatakan efektif jikalau pesan yang dalam hal ini ialah bahan pelajaran sanggup diterima dan dipahami, serta mengakibatkan umpan balik yang positif oleh peserta  didik.Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan Keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Berikut ini disajikan sejumlah praktik komunikasi efektif dalam pembelajaran. Dilakukan sejumlah obrolan yang dipandang efektif dalam melaksanakan komunikasi dengan peserta didik.

a. Memuji dan memotivasi.

b. Penguatan.

c. Penutup/ refleksi.

Dalam acara berguru mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, biar terjadi hubungan yang serasi antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam acara berguru mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi alasannya ialah pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melaksanakan komunikasi ini.

Untuk menyamakan makna antara guru dan siswa ada beberapa hal yang perlu menerima perhatian:

1. Semua komponen dalam komunikasi pembelajaran diusahakan dalam kondisi ideal/baik

a. Pesan (message) harus jelas, sesuai dengan kurikulum, terstruktur secara jelas, menarik dan sesuai dengan tingkat intelegensi siswa.

b. Sumber/guru harus berkompetensi terhadap bahan ajar, media yang digunakan, bisa menyandikan dengan jelas, bisa memberikan tanpa pembiasan dan menarik perhatian serta bisa membangkitkan motivasi diri dan siswa dalam proses interaksi dan transaksi komunikasi

c. penerima/siswa harus dalam kondisi yang baik/sehat untuk tercapainya prasyarat pembelajaran yang baik

d. lingkungan (setting) bisa mendukung penuh proses komunikasi. contohnya pencahayaan, kenyamanan ruang dan sebagainya

e. materi/media software dalam kondisi baik/tidak rusak (sesuai dengan isi/pesan).

f. alat (device) tidak rusak sehingga tidak membiaskan arti (audiovisual). Media yang menarik (dapat dilihat dan didengar) akan memudahkan siswa dalam retensi dan pengingatan kembali pesan yang pernah didapat

g. teknik/prosedur penggunaan semua komponen pembelajaran harus mempunyai isyarat terang dan terprogram dalam pengelolaan.

2. Proses encoding dan decoding tidak mengalami pembiasan arti/makna

3. Penganalogian harus dilakukan untuk membantu membangkitkan pengertian gres dengan pengertian usang yang pernah mereka dapat

4. Meminimalisasi tingkat gangguan (barrier/noise) dalam proses komunikasi mulai dari proses penyandian sumber (semantical), proses penyimbolan dalam software dan hardware (mechanical) dan proses penafsiran akseptor (psychological).

5. Feedback dan respons harus ditingkatkan intensitasnya untuk mengukur efektifitas dan efisiensi ketercapaian

6. Pengulangan (repetition) harus dilakukan secara kontinyu maupun progresif

7. Evaluasi proses dan hasil harus dilakukan untuk melihat kekurangan dan perbaikan

8. Aspek pendukung dalam komunikasi; fisik, psikologi, sosial dan waktu harus dan diselaraskan dengan kondisi komunikasi yang sedang berlangsung biar tidak menghambat proses komunikasi pembelajaran.


Sumber Pustaka

Ariani, Farida dkk. 2016. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

0 Response to "Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel