-->

Iklan

4 Bentuk Pemanfaatan Limbah Peternakan Di Banyak Sekali Kebutuhan

Pemanfaatan limbah peternakan di aneka macam kebutuhan. Sebelum kita membahas berbabagi bentuk pemanfaatan limbah peternakan, kita kaji dulu apa itu limbah. Limbah yakni sisa-sisa produksi  yang sudah tidak terpakai, baik itu berbentuk cair, padat, dan gas. Seperti yang kita ketahui, proses industrialisasi menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah limbah, termasuk dalam bidang agribisnis (pertanian dan peternakan).

Dalam hal ini, sektor agribisnis yang akan kita bahas kali ini yaitu sektor peternakan. Sektor  peternakan menghasilkan aneka macam jenis limbah peternakan antara lain : limbah padat dan limbah cair ibarat feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-lain. Walaupun sebagain besar limbah peternakan masuk dalam kategori limbah organik yang sanggup terurai dalam waktu yang singkat, limbah peternakan harus ditangani dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan.

Pemanfaatan Limbah Peternakan di Berbagai Kebutuhan

Apakah anda tahu bahwa limbah peternakan sanggup dimanfaatkan di aneka macam kebutuhan? Jadi, dengan adanya pemanfaatan limbah peternakan, selain sanggup menangani permasalahan limbah peternakan, juga sanggup menunjukkan manfaat (ekonomi).

Limbah peternakan sanggup dimanfaatkan untuk aneka macam kebutuhan, apalagi limbah tersebut sanggup diperbaharui (renewable) selama ada ternak. Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan. Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan) ibarat protein, lemak, materi ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain (unidentified subtances). Limbah ternak sanggup dimanfaatkan untuk materi kuliner ternak, pupuk organik, energi dan media pelbagai tujuan (Sihombing, 2002).

Berdasarkan uraian di atas, setidaknya ada 4 pemanfaatan limbah peternakan yang sanggup kita lakukan, antara lain : dipakai untuk pakan cacing tanah, pembuatan pupuk organik, pemanfaatan untuk pembuatan gas bio, dan pemanfaatan lainnya. Berikut ini klarifikasi satu persatu perihal pemanfaatan limbah peternakan.

1. Pemanfaatan limbah peternakan untuk pakan dan media cacing tanah

Hal yang paling gampang kita lakukan dalam pemanfaatan limbah peternakan yaitu sebagai pakan ternak, limbah ternak kaya akan nutrien ibarat protein, lemak BETN, vitamin, mineral, mikroba dan zat lainnya. Ternak membutuhkan sekitar 46 zat kuliner esensial semoga sanggup hidup sehat. Limbah feses mengandung 77 zat atau senyawa, namun didalamnya terdapat senyawa toksik untuk ternak. Untuk itu pemanfaatan limbah ternak sebagai kuliner ternak memerlukan pengolahan lebih lanjut. Tinja ruminansia juga telah banyak diteliti sebagai materi pakan termasuk penelitian limbah ternak yang difermentasi secara anaerob.

Penggunaan feses sapi untuk media hidupnya cacing tanah, telah diteliti menghasilkan biomassa tertinggi dibandingkan adonan feces yang ditambah materi organik lain, ibarat feses 50% + jerami padi 50%, feses 50% + limbah organik pasar 50%, maupun feses 50% + isi rumen 50% (Farida, 2000).

2. Pemanfaatan limbah peternakan sebagai pupuk organik

Pemanfaatan limbah peternakan terutama kotoran ternak sebagai pupuk organik sanggup dilakukan melalui pemanfaatan kotoran tersebut sebagai pupuk organik. Penggunaan pupuk sangkar (manure) selain sanggup meningkatkan unsur hara pada tanah juga sanggup meningkatkan kegiatan mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah tersebut.

Kandungan Nitrogen, Posphat, dan Kalium sebagai unsur makro yang diharapkan tanaman, tersaji dalam tabel berikut. Kadar N, P dan K dalam Pupuk Kandang dari Beberapa Jenis Ternak
No Jenis Pupuk Kandang Nitrogen Posphat Kalium
1 Kotoran sapi 0,6 0,3 0,1
2 Kotoran kuda 0,4 0,3 0,3
3 Kotoran kambing 0,5 0,3 0,2
4 Kotoran ayam 1,6 0,5 0,2
5 Kotoran itik 1,0 1,4 0,6
Kotoran ternak sanggup juga dicampur dengan materi organik lain untuk mempercepat proses pengomposan serta untuk meningkatkan kualitas kompos tersebut .

3. Pemanfaatan limbah peternakan untuk Gasbio

Permasalahan limbah ternak, khususnya manure sanggup diatasi dengan memanfaatkan limbah peternakan menjadi materi yang mempunyai nilai yang lebih tinggi. Salah satu bentuk pemanfaatan limbah peternakan yang sanggup dilakukan yakni memakai limbah tersebut sebagai materi masukan untuk menghasilkan materi bakar gasbio. Kotoran ternak ruminansia sangat baik untuk dipakai sebagai materi dasar pembuatan biogas. Ternak ruminansia mempunyai sistem pencernaan khusus yang memakai mikroorganisme dalam sistem pencernaannya yang berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput atau hijauan berserat tinggi. Oleh alasannya yakni itu pada tinja ternak ruminansia, khususnya sapi mempunyai kandungan selulosa yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa tinja sapi mengandung 22.59% sellulosa, 18.32% hemi-sellulosa, 10.20% lignin, 34.72% total karbon organik, 1.26% total nitrogen, 27.56:1 ratio C:N, 0.73% P, dan 0.68% K .
Pemanfaatan limbah peternakan di aneka macam kebutuhan 4 Bentuk  Pemanfaatan Limbah Peternakan di Berbagai Kebutuhan

Gasbio yakni adonan beberapa gas, tergolong materi bakar gas yang merupakan hasil fermentasi dari materi organik dalam kondisi anaerob, dan gas yang lebih banyak didominasi yakni gas metan (CH4) dan gas karbondioksida (CO2) (Simamora, 1989). Gasbio mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk gas metan murni (100 %) mempunyai nilai kalor 8900 kkal/m3. Produksi gasbio sebanyak 1275-4318 I sanggup dipakai untuk memasak, penerangan, menyeterika dan mejalankan lemari es untuk keluarga yang berjumlah lima orang per hari.

Pembentukan gasbio dilakukan oleh mikroba pada situasi anaerob, yang mencakup tiga tahap, yaitu tahap hidrolisis, tahap pengasaman, dan tahap metanogenik. Pada tahap hidrolisis terjadi pelarutan bahan-bahan organik gampang larut dan pencernaan materi organik yang komplek menjadi sederhana, perubahan struktur bentuk primer menjadi bentuk monomer. Pada tahap pengasaman komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi materi kuliner bagi basil pembentuk asam. Produk tamat dari gula-gula sederhana pada tahap ini akan dihasilkan asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan amoniak.

Model pemroses gas bio yang banyak dipakai yakni model yang dikenal sebagai fixed-dome. Model ini banyak dipakai alasannya yakni usia pakainya yang usang dan daya tampungnya yang cukup besar. Meskipun biaya pembuatannya memerlukan biaya yang cukup besar.

Untuk mengatasi mahalnya pembangunan pemroses biogas dengan model feixed-dome, tersebut sebuah perusahaan di Jawa Tengah bekerja sama dengan Balai Pengkajian dan Penerapan Teknolgi Ungaran membuatkan model yang lebih kecil untuk 4-5 ekor ternak, yang siap pakai, dan lebih murah alasannya yakni berbahan plastic yang dipendam di dalam tanah.

Di perdesaan, gasbio sanggup dipakai untuk keperluan penerangan dan memasak sehingga sanggup mengurangi ketergantungan kepada minyak tanah ataupun listrik dan kayu bakar. Bahkan jikalau dimodifikasi dengan peralatan yang memadai, biogas juga sanggup untuk menggerakkan mesin.

4. Pemanfaatan limbah peternakan lainnya
Limbah peternakan selain dimanfaatkan untuk pupuk, materi pakan, atau gasbio, kotoran ternak juga sanggup dimanfaatkan sebagai materi bakar dengan mengubahnya menjadi briket dan kemudian dijemur/dikeringkan. Briket ini telah dipraktekkan di India dan sanggup mengurangi kebutuhan akan kayu bakar. Pemanfaatan lain yakni penggunaan urin dari ternak untuk adonan dalam pembuatan pupuk cair maupun penggunaan lainnya.

0 Response to "4 Bentuk Pemanfaatan Limbah Peternakan Di Banyak Sekali Kebutuhan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel