-->

Iklan

Menganalisis Isi, Struktur, Dan Aspek Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi


Menganalisis Isi, Struktur,  dan Aspek Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
A. Isi Teks Laporan Hasil Observasi
Laporan hasil observasi yaitu gosip atau informasi yang dibuat menurut pengamatan. Kosasih (2014:43) menyatakan bahwa teks laporan hasil observasi mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh dari hasil pengamatan, bukan hasil imajinasi. Hal ini menegaskan bahwa yang diungkapkan dalam laporan hasil observasi yaitu sesuatu yang terjadi.
B. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi disusun dengan struktur (a) pernyataan umum atau klasifikasi, (b) deskripsi bagian, dan (c) deskripsi manfaat. Pernyataan umum berisi pembuka atau pengantar hal yang akan disampaikan. Bagian ini berisi hal umum perihal objek yang akan dikaji, menjelaskan secara garis besar pemahaman perihal hal tersebut. Deskripsi per potongan berisi klarifikasi detail mengenai objek atau potongan yang diklasifikasikan. Deskripsi manfaat memperlihatkan bahwa setiap objek yang diamati mempunyai manfaat atau fungsi dalam kehidupan. 



C. Aspek Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
1. Kata serta Frasa Verba dan Nomina
Jenis kata dan kelompok kata (frasa) yang lebih banyak didominasi dipakai dalam sebuah teks laporan hasil observasi yaitu verba (kata kerja) dan nomina (kata benda).
2. Afiksasi
Dalam aktivitas berbahasa, kata yang dipakai sanggup berupa kata dasar atau kata bentukan. Kata dasar yaitu kata yang belum menerima imbuhan, pemajemukan, atau pengulangan. Kata bentukan yaitu kata yang telah menerima imbuhan (afiksasi), pengulangan (reduplikasi), dan
pemajemukan ketika digunakan.
Kata yang menerima proses pengimbuhan sanggup berubah jenis. Misalnya, kata berjenis verba sanggup bermetamorfosis nomina kalau menerima imbuhan. Contoh, kata “minum” (verba) menerima imbuhan “– an” menjadi “minuman” (nomina).
Suatu kata dasar sanggup bermetamorfosis verba kalau menerima imbuhan me(N)-, be(R)-, di-, bahkan terkadang ter- atau ke-an. Sementara itu, kata dasar yang sama sanggup bermetamorfosis nomina kalau diberi imbuhan pe(N)-, pe(R)-, -an, atau terkadang ke-an.
3. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi
kalimat definisi, yaitu kalimat yang memakai verba definitif dan kalimat deskripsi, yaitu kalimat yang memakai verba sebagai deskriptif.
4. Kalimat Simpleks dan Kompleks
Kalimat dalam sebuah teks sanggup dibuat hanya oleh satu klausa, yaitu potongan kalimat yang mempunyai subjek dan predikat (predikatif). Kalimat yang hanya mempunyai satu klausa disebut sebagai kalimat simpleks atau biasa disebut pula sebagai kalimat tunggal.
Kalimat kompleks atau kalimat beragam yaitu kalimat yang mempunyai dua atau lebih klausa. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua macam, yaitu kalimat kompleks atau beragam setara dan kalimat kompleks atau beragam bertingkat. Kalimat beragam setara mempunyai dua klausa yang setara dalam suatu kalimat, sedangkan kalimat beragam bertingkat mempunyai klausa ganda yang tidak sama atau berada di bawah fungsi utama suatu kalimat.
Wayang
Wayang yaitu seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya orisinil Indonesia. UNESCO, forum yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 memutuskan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut diadaptasi dengan penggunaan materi wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit binatang ternak, contohnya kulit kerbau, sapi, atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang. Wayang golek adalah wayang yang memakai boneka kayu sebagai pemain drama tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang biar tetap dicintai, seniman berbagi wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, sebab diperkirakan mempunyai umur paling bau tanah yaitu wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari materi tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) yaitu salah satu pertunjukan wayang yang diperankan pribadi oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar yaitu wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa yaitu wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh orang yang memakai topeng. Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun dikala ini beragam, tidak hanya dipakai dalam jadwal ritual, tetapi juga dipakai dalam jadwal yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain yaitu wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat dari kayu yaitu wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak sebab cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut kali pertama dikenalkan di Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu yaitu wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih mirip wayang kulit. Akan tetapi, kisah yang diangkat yaitu kisah Panji dan Damarwulan.
Wayang lain yang terbuat dari kayu yaitu wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen. Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Jenis wayang ini disebut suket karena wayang yang dipakai terbuat dari rumput yang dibuat ibarat wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari banyak sekali fgur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian kisah pewayangan kepada belum dewasa di desa-desa Jawa.
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastic berwarna. Wayang motekar yaitu sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Namun, kalau wayang kulit mempunyai bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar memakai teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh. Wayang tersebut memakai materi plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud mulut kebudayaan yang sanggup dimanfaatkan dalam banyak sekali kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan sebab isinya banyak menawarkan aliran kehidupan kepada manusia. Pada kurun modern ini, wayang juga banyak dipakai sebagai media informasi. Ini antara lain sanggup kita lihat pada pagelaran wayang yang disisipi informasi perihal jadwal pembangunan mirip keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan. (Sumber: http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id)

Contoh analisis struktur teks tersebut yaitu sebagai berikut.

Bagian Struktur
Isi
Analisis
Pernyataan
umum atau
klasifikasi
Wayang yaitu seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya orisinil Indonesia. UNESCO, forum yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 memutuskan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Pernyataan
Umum atau
umum
Deskripsi
Bagian
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, sebab diperkirakan mempunyai umur paling bau tanah yaitu wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, diberi tangkai dari materi tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama  cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit. Cerita yang biasanya dipakai yaitu Ramayana dan Mahabharata. Wayang purwa terdiri atas beberapa gaya atau gagrak seperti, gagrak Kasunanan, Mangkunegaraan; Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan sebagainya. Selain wayang purwa jenis wayang kulit yang lain yaitu: wayang madya wayang gedog wayang dupara, wayang wahyu, wayang suluh, wayang kancil, wayang calonarang, wayang krucil; wayang ajen; wayang sasak, wayang sadat, wayang parwa wayang arja, wayang gambuh, wayang cupak dan wayang
beber yang dikala ini masih berkembang di Pacitan.
Deskripsi
perihal salah
satu jenis
wayang
Deskripsi
Bagian
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) yaitu salah satu pertunjukan wayang yang diperankan pribadi oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar yaitu wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa yaitu wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh orang yang memakai topeng. Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian.
Perkembangan wayang orang pun dikala ini beragam, tidak hanya dipakai dalam jadwal ritual, tetapi juga dipakai dalam jadwal yang bersifat menghibur.
Deskripsi
perihal salah
satu jenis
wayang
Deskripsi
Bagian
Selanjutnya, jenis wayang yang lain yaitu wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Wayang ini disebut juga sebagai wayang thengul. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat dari kayu yaitu wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak sebab cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut pertama kali dikenalkan di Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu yaitu wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih mirip wayang kulit. Akan tetapi, kisah yang diangkat yaitu kisah Panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat
dari kayu yaitu wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen.
Deskripsi
perihal salah
satu jenis
wayang
Deskripsi
Bagian
Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Disebut wayang suket karena wayang yang dipakai terbuat dari rumput yang dibuat ibarat wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari banyak sekali figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa:
suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian kisah pewayangan kepada belum dewasa di desa-desa Jawa.
Deskripsi
perihal salah
satu jenis
wayang
Deskripsi
Bagian
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastik berwarna. Wayang motekar yaitu sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Akan tetapi, kalau wayang kulit mempunyai bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar memakai teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan warna warni penuh. Wayang motekar ditemukan dan dikembangkan oleh Herry Dim sehabis melewati eksperimen lebih dari delapan tahun (1993 – 2001). Wayang tersebut memakai materi plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Deskripsi
perihal salah
satu jenis
wayang
Deskripsi
Manfaat
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud mulut kebudayaan yang sanggup dimanfaatkan dalam banyak sekali kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan sebab isinya banyak menawarkan ajaran-ajaran kehidupan kepada manusia. Pada kurun modern ini, wayang juga banyak dipakai sebagai media informasi. Ini antara lain sanggup kita lihat dari pagelaran wayang yang disisipi informasi perihal jadwal pembangunan mirip keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya. Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.
Manfat
wayang

Analisis Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
1. Kata serta Frasa Verba serta Nomina
Jenis kata dan kelompok kata (frasa) yang lebih banyak didominasi dipakai dalam sebuah teks laporan hasil observasi yaitu verba (kata kerja) dan nomina (kata benda).
Untuk memahami hal tersebut, siswa harus mengetahui perbedaan antara kata dan frasa. Kata berbentuk morfem atau morf bebas, yaitu satuan bahasa terkecil (dapat mempunyai arti maupun tidak) yang bersifat bebas. Frasa merupakan unsur yang lebih luas, yaitu kelompok kata nonpredikatif, hanya menduduki satu fungsi dalam sebuah kalimat.
Perhatikan teladan identifikasi kata benda dan frasa benda dalam teks berjudul Wayang


Paragraf
Kata
Frasa
I
wayang
seni pertunjukan yang telah ditetapkan
sebagai warisan budaya orisinil Indonesia
sebagai pertunjukan bayangan boneka
tersohor dari Indonesia
sebuah warisan mahakarya dunia yang
UNESCO
lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB

b. Verba

Paragraf
Kata
Frasa
I
adalah
sudah membagi
menetapkan
disesuaikan

Berdasarkan analisis kata dan frasa sanggup dinyatakan bahwa pada paragraf pertama teks di atas banyak dipakai frasa nomina. Sementara itu, frasa verba pada paragraf pertama teks di atas hanya ada satu, sedangkan yang lainnya berupa kata. Dengan demikian, nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek pada paragraf pertama teks di atas banyak memakai frasa, sedangkan predikat banyak memakai kata.
2. Afiksasi
Sebuah kata dalam teks sanggup berupa kata dasar atau kata turunan. Kata turunan terbentuk melalui afiksasi, yaitu proses pengimbuhan. Suatu kata yang melalui afiksasi bisa saja berubah jenis. Sebagai contoh, suatu jenis verba suatu ketika muncul sebagai nomina dengan hanya menambah atau mengubah imbuhan. Suatu kata dasar sanggup bermetamorfosis verba kalau diberi imbuhan me(N)-, be(R)-, di-, bahkan terkadang ter- atau ke-an. Sementara itu, kata dasar
yang sama sanggup bermetamorfosis nomina kalau diberi imbuhan pe(N)-, pe(R)-, -an, atau terkadang ke-an. Berikut yaitu teladan afiksasi:

No.
Kata
Jenis
Imbuhan
Kata Dasar
1.
disebut
verba
di-
sebut
2.
menakutkan
verba
me(N)-kan
takut
3.
kemampuan
nomina
ke-an
mampu
4.
getaran
nomina
-an
getar
5.
menyusui
verba
me(N)-i
susu
6.
berasal
verba
be(R)-
asal
7.
mengisap
verba
me(N)-
isap
8.
menggigit
verba
me(N)-
gigit
9.
gigitan
nomina
-an
gigit
10.
penelitian
nomina
pe(N)-an
teliti


3. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi
Kalimat definisi yaitu kalimat yang memakai verba definitif dan kalimat deskripsi yaitu kalimat yang memakai verba sebagai deskriptif.
Contoh kalimat definisi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi berjudul Wayang adalah sebagai berikut.
a. Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya orisinil Indonesia.
b. Wayang golek adalah wayang yang memakai boneka kayu sebagai pemain drama tokoh.
c. Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan pribadi oleh orang.
d. Wayang suket merupakan tiruan dari banyak sekali figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket).
Kalimat deskripsi yang terdapat dalam teks tersebut yaitu sebagai berikut.
a. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, diberi tangkai dari materi tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri dari: tuding dan gapit.
b. Wayang purwa terdiri atas beberapa gaya atau gagrak seperti, gagrak Kasunanan, Mangkunegaraan; Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan sebagainya.
c. Wayang topeng dimainkan oleh orang yang memakai topeng.
d. Selain wayang golek Sunda yang terbuat dari kayu ada juga wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak sebab cirinya mirip dengan wayang golek.

4. Kalimat Simpleks dan Komples
Kalimat dalam sebuah teks sanggup dibuat hanya oleh satu klausa, yaitu potongan kalimat yang mengandung subjek dan predikat (predikatif). Kalimat yang hanya mempunyai satu klausa disebut sebagai kalimat simpleks atau biasa disebut pula sebagai kalimat tunggal.
Berikut yaitu teladan kalimat simpleks dengan bermacam pola:




Kalimat kompleks atau kalimat beragam yaitu kalimat yang mempunyai dua atau lebih klausa. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua macam, yaitu kalimat kompleks atau beragam setara dan kalimat kompleks atau beragam bertingkat. Kalimat beragam setara mempunyai dua atau klausa ganda yang setara dalam suatu kalimat, sedangkan kalimat beragam bertingkat mempunyai klausa ganda yang tidak sama atau berada di bawah fungsi utama suatu kalimat. Fungsi-fungsi utama dalam dalam kalimat beragam setara membentuk induk kalimat atau klausa atasan. Fungsi-fungsi yang membentuk tingkat, yaitu yang mengikuti konjungsi subordinatif disebut klausa bawahan atau anak kalimat. Kalimat beragam setara biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi koordinatif (setara), sedangkan kalimat beragam bertingkat biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi subordinatif (bertingkat).
Cermatilah teladan kalimat kompleks di bawah ini!



 












Rujukan

Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya

Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

BACA MATERI PEMBELAJARAN LENGKAP TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI KLIK https://cozycornerpendidikan.blogspot.com//search?q=materi-pembelajaran-teks-laporan-hasil

0 Response to "Menganalisis Isi, Struktur, Dan Aspek Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel