-->

Iklan

7 Cerita Pengorbanan Mengharukan Para Guru, Bikin Nangis!


Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Seorang guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid muridnya, tetapi juga mendidik mereka. Untuk mendidik , tidak harus mengajar di bidang sopan santun atau menjadi guru agama Mengajar di bidang apapun, sesungguhnya setiap guru, sanggup menerapkan pendidikan bagi para muridnya, yakni mengajar dengan hati. Tidak hiperbola kalau 7 guru di bawah ini yakni guru-guru yang sangat mengasihi pekerjaannya dan berdedikasi tinggai sampai-sampai mengorbankan jiwa dan raga demi bisa mengajar siswanya. Berikut 7 cerita pengorbanan para guru yang bikin haru.


1.  Menyebrang 5 Sungai untuk Sampai Ke Sekolah


Foto : www.wowkeren.com
Sebagian besar murid ketika ini berangkat ke sekolah bukan sebab ingin belajar, melainkan sebab dipaksa oleh kedua orang tua. Hal yang sama juga terjadi pada para guru. Namun, seorang guru di Filipina ini bukanlah salah satunya. Nama Elizabeth Miranda ramai diperbincangkan sebab keteguhan sikapnya dalam mengajar. Jarak yang jauh dan terusan yang tidak mudah, tidak menciptakan perempuan ini malas untuk pergi mengajar. Elizabeth harus berjalan selama berjam-jam untuk mencapai sekolah tempatnya mengajar. Bahkan, ia harus rela berair ketika menyeberangi setidaknya 5 buah sungai tanpa memakai jembatan. Melewati sungai yang sanggup mengancam jiwanya sewaktu-waktu, terkadang membuatnya merasa putus asa. Namun melihat wajah murid-murid yang menanti dengan antusias memberikannya kekuatan.

Tujuannya melaksanakan ini yakni untuk memberi teladan kepada murid-muridnya untuk pergi ke sekolah dan belajar. Dengan memperlihatkan banyaknya pengorbanan yang dilakukan, muridnya pun bisa memahami dan mencontohnya.  Meski tidak mempunyai akomodasi glamor menyerupai sekolah di perkotaan, Elizabeth dan murid-muridnya tetap antusias untuk tiba dan mencar ilmu di sekolah ini. Semoga saja ini bisa menjadi teladan bagi para pelajar dan guru yang sering bolos.

2. Mendonorkan Ginjal untuk Muridnya yang Sakit

     
Foto : www.gitugini.com
Jodi Schmidt, seorang Guru Sekolah Dasar Oakfield di Amerika Serikat, rela mendonorkan ginjal untuk salah satu murid ditempat ia mengajar. Peristiwa itu dimulai ketika Jodi mengetahui muridnya berjulukan Natasha Fuller, sudah berhari-hari tidak masuk sekolah. Setelah dicari tahu, ternyata gadis kecil berusia 8 tahun itu tengah berada dalam perawatan Children's Hospital, Wisconsin sebab kondisi tengah menurun dan memerlukan donor ginjal secepatnya. Sang guru pun berencana untuk membatu muridnya itu. Setelah berdiskusi dengan suami dan keluarganya, ia membulatkan tekad menolong Natasha. Kemudian Jodi memanggil Chris Burleton, nenek Natasha untuk tiba kesekolah. Lantaran selama dua tahun belakangan Natasha tinggal bersama kakek dan neneknya.

Awalnya si Chris mengira panggilan tersebut sebagai eksekusi sebab cucunya tidak kunjung masuk sekolah. Namun ternyata ia justru mendapat kejutan. Jodi memperlihatkan sebuah kotak hadiah berwarna merah jambu pada Chris. Di dalamnya terdapat sebuah goresan pena yang menyampaikan bahwa Jodi berniat mendonorkan ginjal untuk sang cucu. Seketika itu juga Chris pun histeris dan menangis terharu. Ia kemudian memeluk guru elok dan baik hati itu sembari ucapkan terima kasih.

Untuk diketahui, Natasha semenjak lahir telah didiagnosis Prune Belly Syndrome. Membuatnya berisiko tinggi mengalami bisul saluran kemih dan pengembangan otot perut. Selama ini Natasha harus ke rumah sakit tiga kali seminggu, untuk basuh darah. Dan penyakitnya itu lama-kelamaan merusak ginjalnya.

3. Menyebrang Sungai yang Dalam Demi Bisa Mengajar Di Sekolah

Foto : cdns.klimg.com/merdeka.com
Bisa jadi ini salah satu guru berdedikasi sejagat. Saking cinta dengan profesinya Abdul Malik asal India rela berenang menyebrangi sungai berarus sedang setiap hari. Menurut lelaki asal Kota Malappuram ini tidak ada satu pun bisa memisahkan ia dan muridnya bahkan sungai. Dia nekat berenang hingga air sebatas leher dan ini sudah dilakoninya dua dekade. Alasan utama ia melaksanakan hal ini karena jarak sekolah dan rumah lebih erat lewat sungai. Dia bisa saja pakai bus, namun jaraknya sekitar 12 kilometer dan butuh waktu tiga jam. "Berenang melintasi sungai lebih cepat, mudah, dan saya bisa hingga ke sekolah sempurna waktu," ujarnya. Saat berenang melintasi sungai ia mengganti baju formalnya dan dimasukkan dalam kantong plastik. Setelah hingga ke seberang, barulah ia mengganti dengan busana rapi dan meneruskan ke sekolah dengan berjalan kaki.

4. Tanpa Lengan, Guru Ini Tetap Semangat Mengajar Muridnya

Foto : www.bintang.com
Namanya Pak Untung. Sudah 24 tahun ia mengabdi sebagai guru honorer di sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum di Sumenep, Madura, Jawa Timur. Keterbatasan fisik yakni tidak mempunyai lengan menciptakan Pak Untung tak pesimis. Dia tetap bisa menjadi pendidik profesional, bahkan semua muridnya mengaku sangat sayang dan kerasan dididik oleh Pak Untung. Tanpa lengan bukan berarti tak bisa melaksanakan hal-hal yang biasa dikerjakan guru. Seperti menulis di papan tulis, memperlihatkan nilai, dan sebagainya. Jemari kakinya lihai menulis karakter Arab. Dia juga tak canggung memakai laptop.

Namun sayang, profesionalitasnya sebagai guru tidak mendapat penghargaan yang sepadan. Gajinya hanya Rp 300 ribu sebulan. Demi memenuhi biaya kehidupan sehari-hari, Pak Untung beternak ayam dan mengajar pengajian dengan bayaran seikhlasnya. Luar biasa Pak Untung. Jasamu tiada tara.

5. Tetap Semangat Mengajar Walaupun Dibantu Tali

Foto : http://cdn.klimg.com/vemale.com
Menjadi guru bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk menjadi guru, diperlukan pengabdian yang tinggi dan kecintaan akan profesi tersebut. Mungkin yang demikianlah yang dirasakan oleh seorang guru dari dataran Cina berikut ini. Zhu Youfang merupakan seorang guru sekolah dasar berusia 49 tahun di provinsi Hubei, Cina. Sudah tiga tahun belakangan ini ia menderita Spinocerebella Ataxia (SCA). SCA merupakan sebuah penyakit langka yang mengganggu koordinasi tangan, bicara, dan gerakan matanya. Penyakit ini merupakan penyakit genetik yang diturunkan oleh ayah Zhu.

Dengan kondisi penyakitnya tersebut, Zhu sering kesulitan untuk berdiri, mengangkat tangan, bahkan hanya untuk memutar kepala menghadap siswa-siswanya. Saat mengajar, ia malah beberapa kali harus berhenti dan beristirahat untuk memijat kepalanya yang pusing. Suami Zhu yang juga bekerja di kawasan yang sama, balasannya mengikatkan seutas tali di atas papan tulis yang dipakai Zhu. Dengan derma tali ini, Zhu bisa menjaga keseimbangannya.

Pihak sekolah bahwasanya sudah meminta Zhu untuk lebih banyak beristirahat dengan tetap membayar honor penuh. Namun, ia menolak. Ia tetap tiba ke sekolah kawasan ia mengajar selama 31 tahun belakangan. Murid-muridnya yang mengetahui penyakit langka yang diderita oleh gurunya, seringkali menjenguknya serta mendoakan kesembuhannya. Perhatian murid-muridnya itulah yang menjadi sumber semangat bagi Zhu selain dukungan dari rekan guru, keluarga, serta wali murid. Zhu memantapkan hatinya untuk terus mengajar asal kemampuan berbicaranya tidak hilang. Benar-benar guru yang berdedikasi tinggi.

6. Permintaan Terakhir Seorang Guru yang Sakit Keras

Foto : cdn.klimg.com/vemale.com
Guru dan siswa yakni orang-orang yang tak bisa dipisahkan dan keberadaan mereka pun saling melengkapi satu sama lain. Pada dasarnya, guru yakni seseorang yang begitu menyayangi para siswanya dan menganggap para siswa menyerupai buah hatinya sendiri. Guru yakni seseorang yang menginginkan hal terbaik untuk para siswanya dan ingin tetap mendidik para siswanya meski sang guru sedang sakit.

Dilansir dari laman asiantown.net, seorang guru berjulukan Liu Shengping (34) telah melaksanakan suatu hal yang menggetarkan hati banyak orang. Guru yang mengajar mata pelajaran Seni dan Ilmu Sosial di Sichuan Normal Unoversity di Chengdu, China meminta biar dirinya bisa mengajar para siswanya untuk terakhir kali dari rumah sakit di mana ia dirawat.

Sejak bulan April, Liu didiagnosis menderita gagal hati akut dan sirosis hati yang menciptakan kondisi tubuhnya makin lemah serta makin memburuk. Walau telah menjalani perawatan di rumah sakit selama dua bulan terakhir, kondisi kesehatannya tak kunjung membaik. Karena tidak ada biaya untuk perawatan yang lebih baik untuk mendapat donor hati, guru berhati mulia 34 tahun ini harus bersabar dengan kondisinya. Mengingat kondisi tubuhnya yang main buruk, ia pun meminta para siswanya tiba ke rumah sakit biar Liu bisa memperlihatkan bahan pelajaran bagi mereka untuk yang terakhir kali.

Selama hampir 13 menit, Liu memperlihatkan bahan mengenai pentingnya bersyukur dan menjalani kehidupan yang baik. Dari ranjang rumah sakit di mana ia dirawat, Liu bahkan memperlihatkan beberapa nasehat untuk para siswanya biar tetap tegar menjalani ujian hidup. Guru Liu juga mengajak para siswa untuk selalu damai, hidup berdampingan serta memperlihatkan kenyamanan satu sama lain.

Ketika pelajaran berlangsung inilah, sekitar 20 siswa yang hadir terlihat menangis dan meneteskan air mata. Untuk menghargai dan meningkatkan semangat guru biar bisa melawan penyakitnya, para siswa menyanyikan lagu China berjudul A Grateful Heart. A Grateful Heart sendiri merupakan lagu duka untuk menghargai orang terpenting dan kuat dalam kehidupan seseorang.

7. Guru Terbaik Di Dunia Mengajar Di Camp Pengungsian

Foto : blog.act.id
Seorang perempuan Palestina, Hanan Al Hroub meraih penghargaan Global Prize dan uang tunai sebesar US$ 1 juta dolar, setara Rp13 miliar. Dia dinilai berjasa mengajarkan prinsip tanpa kekerasan kepada generasi muda Palestina. Pengumuman itu disampaikan sendiri oleh Paus Fransiskus melalui akomodasi video conference pada malam penganugerahan Global Prize 2016 di Ramallah pada Minggu. Pada kesempatan yang sama, Pangeran Inggris, William juga turut mengucapkan selamat kepada Al Hroub.

"Saya begitu takjub dan masih tidak percaya Paus menyebut nama saya," kata Al Hroub kepada Associated Press. "Untuk orang Arab, guru Palestina sedang berbicara kepada dunia ketika ini dan untuk mencapai puncak tertinggi dalam pengajaran sanggup menjadi teladan bagi para guru di seluruh dunia," ucap dia.

Dalam pidatonya,  Al Hroub mengulang mantra non-kekerasannya dan berbicara ihwal pentingnya membangun dialog. "Saya gembira menjadi guru perempuan Palestina yang berdiri di panggung ini," kata Al Hroub. Dia berjanji akan memakai uang penghargaan tersebut untuk beasiswa bagi para mahasiswa. Ini untuk mendorong biar mereka mau menjadi guru.

Para pendukung, warga Palestina, berkumpul dan mengibarkan bendera kebanggan mereka dan berteriak, "Dengan jiwa kami, darah kami, kami berkorban untukmu, Palestina." Al Hroub tumbuh di kamp pengungsian warga Palestina di Bethlehem. Dia tetapkan mengajar sehabis anak-anaknya melihat penembakan ketika pulang sekolah, yang menciptakan ia berpikir bagaimana para guru sanggup membantu belum dewasa yang mengalami trauma.

Dia mengajar belum dewasa mengenai non-kekerasan dan telah menulis buku berjudul 'We Play and Learn' (Kami Bermain dan Belajar), yang memusatkan perhatian pada pentinganya bermain, kepercayaan, rasa hormat, kejujuran, dan melek huruf. Al Hroub meraih penghargaan di tengah tingginya tensi ketegangan antara Palestina dan Israel, yang dalam beberapa bulan kekerasan terjadi dan menewaskan 179 warga Palestina dan 28 warga Israel serta dua warga Amerika Serikat. Kedua belah pihak mengklaim telah diserang.

Al Hroub merupakan satu dari 10 finalis yang diundang ke Dubai untuk mengikuti perayaan. Finalis lain berasal dari Australian, Finlandia, India, Jepang, Kenya, Pakistan, Inggris, dan AS.


Sumber :
https://cozycornerpendidikan.blogspot.com//search?q=video-guru-luar-biasa-dari-india-berani?m=1
http://www.bintang.com/lifestyle/read/2502802/guru-tanpa-tangan-dari-madura-bikin-haru-netizen
http://www.dream.co.id/orbit/ajarkan-non-kekerasan-guru-palestina-raih-global-prize-1603174.html
http://www.gitugini.com/Menyentuh-Guru-Donorkan-Ginjal-Untuk-Muridnya/1/1221
http://www.kompasiana.com/tjiptadinataeffendi21may43/guru-yang-baik-adalah-guru-yang-mengajar-dengan-hati_554851a5547b61b40c252423
http://www.vemale.com/inspiring/lentera/82214-sakit-keras-inilah-permintaan-terakhir-guru-yang-menggetarkan-hati.html
http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00085811.html#ixzz4N7BOZCQc
https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/09/10/246518/670x335/video-guru-luar-biasa-dari-india.jpg



0 Response to "7 Cerita Pengorbanan Mengharukan Para Guru, Bikin Nangis!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel