-->

Iklan

Murid Yang Tak Dianggap


Assalamu'alaikum Wr. Wb.



Setelah menamatkan Taman Kanak-kanak (TK), aku semestinya pribadi masuk di SD (SD). Tapi berbeda yang terjadi pada diri saya, aku tidak ingin melanjutkan ke SD. Saya yang cenderung pendiam merasa aib masuk ke SD alasannya yakni dulu waktu kecil aku agak susah berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, apalagi yang gres aku kenal. Waktu disuruh oleh orang bau tanah untuk berangkat sekolah, aku berontak, menangis tak karuan, hingga aku mengurung diri di kamar dan mengunci pintu.
Sampai pada suatu hari seorang sobat yang sekaligus tetangga aku menceritakan pengalamannya di sekolah, bahwa ia diberikan kiprah oleh gurunya menciptakan aneka kerajinan tangan. Pada waktu itu, sobat aku menciptakan kuali kecil dari tanah liat. Saya yang intinya menyukai hal-hal yang berbau seni, akibatnya mau untuk pergi ke sekolah dengan alasan tersebut.
Besoknya aku pribadi diantarkan oleh Mamak aku ke sekolah yang tidak terlalu jauh dari rumah saya. Dengan menggunakan seragam merah putih SD lengkap, aku terlihat sangat pe-de untuk masuk sekolah dan siap mendapatkan pelajaran dari guru. Namun, aku harus pasrah pada kenyataan bahwa status aku di sekolah tersebut bukanlah sebagai murid resmi, tetapi sebagai murid tak dianggap. Bagaimana tidak, aku dimasukkan ke sekolah sudah memasuki caturwulan ke-2, tanggapan dari kebodohan saya. Kepala sekolah menolak untuk memasukkan nama aku ke dalam daftar nama siswa gres pada tahun pedoman tersebut. Akhirnya dengan alasan adanya pelajaran kesenian di sekolah, aku tetap pergi ke sekolah menyerupai murid lainnya. Ditambah lagi pinjaman orang bau tanah aku yang tidak merpersoalkan problem tersebut, aku antusias mengikuti pelajaran yang diberikan guru. Apalagi yang diajarkan kesenian, aku sangat amat bahagia sekali.
Setiap ada kiprah rumah, aku selalu menawarkan kepada orang bau tanah saya, dan mereka selalu membantu aku mengerjakan kiprah tersebut. Seperti siswa lainnya, aku juga mengumpulkan kiprah dan diperiksa oleh guru. Nilai yang aku dapatkan tidak mengecewakan dan bahagia sekali jikalau mendapatkan nilai yang tinggi, walaupun tidak dimasukkan ke dalam daftar nilai.
Selama 8 (delapan) bulan aku di kelas tersebut, aku sudah mengenal dan hafal semua nama-nama sobat sekelas saya, apalagi yang duduk sebangku dengan saya. Sampai pada hari pembagian raport, semua siswa tiba dan antusias untuk mendapatkan laporan hasil atas apa yang mereka pelajari selama ini. Zaman dulu, mendapatkan rangking 1 hingga 3 yakni sesuatu hal yang membanggakan bagi seorang murid. Begitu juga dengan teman-teman aku yang dipanggil nama satu persatu untuk mendapatkan raport. Ekspresinya wajahnya macam-macam, ada yang sumeringah, sanggup dipastikan ia menerima rangking yang bagus. Ada juga yang wajahnya manyun, itu artinya ia mendapatkan rangking tidak anggun atau bahkan tidak ada rangking. Setelah semua siswa dipanggil mendapatkan raport, tiba saatnya nama aku dipanggil oleh guru wali kelas. “Iwan...!!!, kau pribadi pulang ya! Sakitnya tuch di sini....... Saya berlalu dari kelas tersebut dan pribadi pulang ke rumah dengan hati yang tidak mengecewakan teriris alasannya yakni tidak diberikan raport.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tiba saatnya hari kenaikan kelas, dimana teman-teman aku naik ke kelas 2 (dua), sedangkan aku harus nrimo tetap duduk di kelas 1 (satu). Dengan insiden ini, ada nasihat yang aku dapatkan. Tetap di kelas 1, artinya aku menerima teman-teman yang gres lagi, walaupun teman-teman usang aku meninggalkan aku untuk menuju tingkat selanjutnya. Dan di sini untuk pertama kalinya aku menjadi murid yang dianggap. :-D
Saya tidak tahu apakah keadaan aku akan tetap sama menyerupai kini ini jikalau dulu aku naik kelas, atau mungkin akan berbeda. Saya sangat bersyukur sekali dengan kondisi aku kini ini, aku sanggup menjadi bab dari SM-3T yang bukan saja memberi bahan kepada siswa, tetapi sanggup bertualang ke penjuru pelosok negeri.

Note : Maaf jikalau ada kata-kata yang agak lebay dan mengganggu, maklum masih amatiran

0 Response to "Murid Yang Tak Dianggap"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel