-->

Iklan

Ptk Penjaskes Kelas 2 Penggalan Iii Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan

Materi Sekolah - PTK Penjaskes Kelas 2 BAB III Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan - Berikut ini pola PTK Penjas dengan judul Upaya Meningkatkan Penguasaan Senam Ketangkasan melalui Pendekatan Bermain Dan Alat Bantu Pada Siswa Kelas II Sd Negeri ….

Bagi Bapak atau Ibu Guru yang menginginkan pola PTK lengkapnya silahkan SMS ke HP: 081328239660.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ihwal senam ketangkasan melompat dan meloncat dilaksanakan di SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran ..... SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... terletak ± 35 km sebelah barat Kota ..... Lokasi SD Negeri .... terletak di pinggir jalan desa sempurna di tengah-tengah desa ...., sehingga gampang dijangkau oleh para siswanya.
Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan penelitian, sarana dan prasarananya cukup tersedia dengan lengkap. Halaman sekolah sangat luas, sehingga sangat mendukung pembelajaran penjaskes. Sebagai sumber data pendukung, perpustakaan telah menyediakan banyak sekali buku. Sarana olahraga menyerupai peralatan olahraga, kit atletik, dan lain-lain tersedia cukup lengkap. Lapangan olahraga juga sangat memadai untuk pelaksanaan penelitian ihwal gerak dasar lompat dan loncat.

2. Waktu penelitian
Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ialah 4 (empat) bulan. Pelaksanaan penelitian ini mulai dari bulan ……………. hingga dengan ….. Kegiatan penelitian mencakup persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Kegiatan persiapan mencakup observasi, identifikasi masalah, penentuan tindakan, Pengajuan judul, penyusunan proposal, dan Pengajuan ijin penelitian. Kegiatan pelaksanaan mencakup seminar proposal dan pengumpulan data penelitian. Penyusunan laporan mencakup penulisan laporan dan ujian skripsi. Untuk lebih jelasnya sanggup dilihat pada tabel aktivitas kegiatan penelitian tindakan kelas berikut ini:

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian

 BAB III Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan  PTK Penjaskes Kelas 2 BAB III Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan


B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini ialah kelas II SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran .... yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 17 siswa pria dan 15 siswa perempuan.
Siswa Kelas II SD Negeri .... dominan berasal dari keluarga petani, oleh lantaran itu sebagian waktunya di rumah digunakan untuk membantu orang tua, sehingga mereka jarang melaksanakan latihan olahraga selama di rumah. Apalagi yang berafiliasi dengan gerak dasar lompat dan loncat. Kegiatan olahraga yang sering dilakukan di rumah ialah permainan, menyerupai sepak bola.

C. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data penelitian ini mencakup jenis dan sumber data. Jenis data yang digunakan mencakup data apa saja yang menjadi fokus penelitian, sedangkan sumber data ialah mencakup dari mana saja data tersebut diperoleh. Jenis data penelitian ini mencakup minat, keaktifan, dan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa.
Sumber data penelitian diambil dari siswa kelas II, guru, SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran ...., kebiasaan siswa dalam berlatih gerak dasar lompat dan loncat, dan dokumen berupa buku-buku sumber yang di antaranya buku mata pelajaran pendidikan jasmani kelas II BSE dan buku-buku lain ihwal gerak dasar lompat dan loncat dari perpustakaan.

D. Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini mencakup wawancara dengan siswa kelas II dan guru, observasi atau pengamatan pribadi ke daerah pembelajaran untuk mencatat data ihwal kondisi mencar ilmu siswa yang mencakup minat, keaktifan, dan penguasaan siswa terhadap senam ketangkasan berupa melompat dan meloncat.

E. Uji Validitas Data
Teknik pengujian validitas data dilakukan dengan triangulasi yang mencakup triangulasi data, metode, teori, dan peneliti data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya digunakan sebagai materi masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat vital.
Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana dijelaskan Alwasilah (2008: 170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian pada balasannya ialah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih, benar, dan beretika.
Validitas data penelitian tindakan kelas ini diuji dengan memakai triangulasi, yaitu:
1. Penguasaan gerak dasar lompat dan loncat dianalisis dengan memakai triangulasi, yaitu dengan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2. Minat dan keaktifan siswa dianalisis dengan memakai data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
3. Aktifitas guru dianalisis dengan memakai data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
4. Penggunaan pendekatan bermain dan media bantu dianalisis dengan memakai data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
5. Nilai hasil mencar ilmu penguasaan gerak dasar lompat dan loncat sebelum tindakan divalidasi dengan triangulasi peneliti.
6. RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.

F. Analisis Data
Data penelitian mencakup data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil hitung dari statistik deskriptif, contohnya persentase penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa pada satu siklus dengan siklus berikutnya. Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis, yaitu mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru selama proses penerapan tindakan. Hasil analisis tersebut menjadi materi untuk menyusun planning perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.
Data yang dianalisis mencakup data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan setelah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan menganalisis data mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

G. Indikator Kinerja Penelitian
Untuk memilih ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik, yaitu mempertimbangkan kondisi pratindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan dan sanggup diukur dengan jelas. Indikator kinerja penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 2 Indikator Kinerja Penelitian

Aspek yang Diukur Persentase Siswa yang Ditargetkan Cara Mengukur
Minat mencar ilmu siswa 80% Diamati dikala pembelajaran dan dihitung jumlah siswa yang memfokuskan perhatiannya pada pembelajaran senam ketangkasan melompat dan meloncat yang dipraktekannya.
Keaktifan siswa dalam mempelajari gerak dasar lompat dan loncat 80% Diamati dikala pembelajaran dan dihitung jumlah siswa yang menampakan keaktifan dalam mempelajari senam ketangkasan melompat dan meloncat.
Penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa 75% Diukur dari hasil tes melaksanakan gerak dasar lompat dan loncat dan dihitung jumlah siswa yang sanggup melaksanakan senam ketangkasan melompat dan meloncat dengan baik minimal 75% lompatan dan loncatan dilakukan dengan awalan dan pendaratan dengan kaki yang sempurna sesuai petunjuk.

H. Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut gambar daur penelitian tindakan kelas:

 BAB III Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan  PTK Penjaskes Kelas 2 BAB III Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan

Gambar 6 Daur Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan mekanisme kegiatan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang mencakup RPP dibuat dengan skenario yang terperinci dan rinci yang relevan dengan tindakan, mempersiapkan jenis permainan dan media bantu pembelajaran berupa ban bekas, bilah bambu, dan peluit, serta mempersiapkan lembar pengamatan, serta mempersiapkan alat atau instrumen penilaian.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan diawali dengan kegiatan awal yang mencakup membariskan siswa menjadi 4 bersaf, memberi salam, memimpin do’a, melaksanakan presensi, dan memimpin pemanasan.
Peneliti menjelaskan dan memperagakan permainan “Berburu Kelelawar”, yaitu siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok putra dan kelompok putri dan masing-masing kelompok membentuk gugusan bulat besar, kemudian mencari pasangan dan menempatkan di posisi depan atau belakang pasangannya. Peneliti memerintahkan dua orang anak secara sukarela ke tengah bulat untuk diundi. Yang menang menjadi kampret dan yang kalah menjadi pemburu, setelah ada instruksi dari peneliti kampret berlari dikejar oleh pemburu, apabila kampret hinggap di depan salah satu kelompok sobat yang berjumlah dua anak tersebut maka anak yang berada di belakang harus lari menggantikan menjadi kampret dan apabila kampret tertangkap, maka posisi kampret bergantian menjadi pemburu.
Kegiatan inti tindakan siklus I ialah peneliti memperlihatkan klarifikasi ihwal materi pembelajaran. Peneliti bertanya kepada siswa ihwal teknik dasar melompat dan meloncat, kemudian siswa menjawab pertanyaan. Peneliti membariskan siswa menjadi dua berbanjar menghadap bulat ban. Siswa memperagakan melompat pada bulat ban secara bergantian dan kembali membentuk barisan, dengan perilaku tubuh tegak, pandangan ke depan, bertumpu pada satu kaki dan berat tubuh berada pada kaki tumpu, dilakukan berulang-ulang dengan posisi ban semakin direnggangkan.
Siswa melaksanakan gerakan melompat melewati bilah bambu yang dibuat menyerupai gergaji dengan perilaku tubuh tegak, pandangan mata ke depan bawah, dan bertumpu pada satu kaki mendarat dengan kaki yang lain, gerakan dilakukan berulang-ulang sesuai perintah.
Peneliti menjelaskan dan memperagakan gerakan meloncat melewati ban. Siswa melaksanakan gerakan meloncat melewati barisan ban dengan posisi tubuh condong ke depan, bertumpu dan mendarat dengan dua kaki, pandangan ke depan, serta ayunan kedua lengan rileks, gerakan dilakukan berulang-ulang, dari posisi ban berdempetan hingga posisi ban yang renggang.
Peneliti menjelaskan dan memperagakan gerakan meloncat melewati bilah bambu yang dibuat menyerupai gergaji. Siswa melaksanakan gerakan meloncat melewati bilah bambu dengan rujukan dua kaki dan mendarat dengan dua kaki, kemudian lari dan kembali pada barisan paling belakang. Gerakan dilakukan berulang-ulang hingga siswa sanggup meloncat tanpa menginjak bilah bambu.
Siswa melaksanakan gerakan melompat melewati barisan ban dan kembali dengan gerakan meloncat melewati bilah bambu secara berurutan sesuai perintah dan setelah selesai, siswa melaksanakan tos dengan sobat yang akan melaksanakan gerakan selanjutnya. Gerakan dilakukan berulang-ulang dan terakhir dilombakan.
Selama kegiatan berlangsung, peneliti mengawasi siswa, peneliti memfasilitasi siswa melalui dukungan tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan, memperlihatkan kesempatan siswa berfikir, menganalisis, menuntaskan masalah, bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi siswa untuk berkompetisi secara sehat, dan bertanya jawab dengan siswa, membetulkan kesalahan, penguatan, dan kesimpulan.
Pada kegiatan simpulan pelaksanaan tindakan, siswa dibariskan kembali menjadi 4 bersaf untuk melaksanakan pendinginan (CD), siswa mendengarkan ulasan materi pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti memimpin siswa untuk berdo’a dan membubarkan barisan.
c. Observasi
Pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat melalui pendekatan bermain dan media bantu, siswa kelas V sudah mulai menampakan ketertarikan terhadap pembelajaran. Siswa yang pada kegiatan pratindakan bermain sendiri, pada siklus I ini mulai berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Peneliti mencatat semua aktifitas siswa, minat siswa, keaktifan siswa, dan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa dalam lembar pengamatan, sebagai materi analisis untuk mengambil tindakan selanjutnya.

d. Refleksi
Minat dan keaktifan siswa terhadap materi pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat diamati, dihitung, dan kemudian dicatat dalam lembar pengamatan sebagai data penelitian dan materi analisis. Pada siklus I siswa yang memperlihatkan minat dan keaktifan terhadap pembelajaran tercatat sebanyak 19 siswa (59,38%), demikian juga dengan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa. Minat, keaktifan, dan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa pada siklus I ini telah meningkat, namun peningkatannya belum menyerupai yang diperlukan sesuai indikator kinerja penelitian, untuk itu perlu diadakan tindakan berikutnya pada siklus II.
Kegiatan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Siswa melaksanakan latihan gerak dasar lompat dan loncat dengan membawa cone yang berisi bola tenis. Hal ini berbeda dengan pembelajaran siklus I yang dilakukan hanya dengan tos kepada sobat setelah melaksanakan gerak lompat dan loncat.

2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang mencakup RPP yang dibuat dengan skenario yang terperinci dan rinci yang relevan dengan tindakan, mempersiapkan jenis permainan dan media bantu pembelajaran berupa ban bekas, bilah bambu, dan peluit, serta mempersiapkan lembar pengamatan, serta mempersiapkan alat atau instrumen penilaian. Pembelajaran siklus II dilakukan dengan menambah media bantu berupa cone dan bola tenis untuk meningkatkan semangat siswa untuk berkompetisi. 
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II diawali dengan kegiatan awal yang mencakup membariskan siswa menjadi 4 bersaf, memberi salam, memimpin do’a, melaksanakan presensi, dan memimpin pemanasan.
Peneliti menjelaskan dan memperagakan permainan “Berburu Kampret”, yaitu siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok putra dan kelompok putri dan masing-masing kelompok membentuk gugusan bulat besar, kemudian mencari pasangan dan menempatkan di posisi depan atau belakang pasangannya. Peneliti memerintahkan dua orang anak secara sukarela ke tengah bulat untuk diundi. Yang menang menjadi kampret dan yang kalah menjadi pemburu, setelah ada instruksi dari peneliti kampret berlari dikejar oleh pemburu, apabila kampret hinggap di depan salah satu kelompok sobat yang berjumlah dua anak tersebut maka anak yang berada di belakang harus lari menggantikan menjadi kampret dan apabila kampret tertangkap, maka posisi kampret bergantian menjadi pemburu.
Kegiatan inti pembelajaran siklus II dilakukan peneliti dengan memperlihatkan klarifikasi ihwal materi pembelajaran. Peneliti bertanya kepada siswa ihwal teknik dasar melompat dan meloncat, kemudian siswa menjawab pertanyaan. Peneliti membariskan siswa menjadi dua berbanjar menghadap bulat ban. Siswa memperagakan melompat pada bulat ban secara bergantian dan kembali membentuk barisan, dengan perilaku tubuh tegak, pandangan ke depan, bertumpu pada satu kaki dan berat tubuh berada pada kaki tumpu, dilakukan berulang-ulang dengan posisi ban semakin direnggangkan.
Siswa melaksanakan gerakan melompat melewati bilah bambu yang dibuat menyerupai gergaji dengan perilaku tubuh tegak, pandangan mata ke depan bawah, dan bertumpu pada satu kaki mendarat dengan kaki yang lain, gerakan dilakukan berulang-ulang sesuai perintah.
Peneliti menjelaskan dan memperagakan gerakan meloncat melewati ban. Siswa melaksanakan gerakan meloncat melewati barisan ban dengan posisi tubuh condong ke depan, bertumpu dan mendarat dengan dua kaki, pandangan ke depan, serta ayunan kedua lengan rileks, gerakan dilakukan berulang-ulang, dari posisi ban berdempetan hingga posisi ban yang renggang.
Peneliti menjelaskan dan memperagakan gerakan meloncat melewati bilah bambu yang dibuat menyerupai gergaji. Siswa melaksanakan gerakan meloncat melewati bilah bambu dengan rujukan dua kaki dan mendarat dengan dua kaki, kemudian lari dan kembali pada barisan paling belakang. Gerakan dilakukan berulang-ulang hingga siswa sanggup meloncat tanpa menginjak bilah bambu.
Siswa melaksanakan gerakan melompat melewati barisan ban dan kembali dengan gerakan meloncat melewati bilah bambu secara berurutan sesuai perintah dengan membawa cone yang berisi bola tenis untuk diberikan kepada sobat lainnya. Gerakan dilakukan berulang-ulang dan terakhir dilombakan.
Selama kegiatan berlangsung, peneliti mengawasi siswa, peneliti memfasilitasi siswa melalui dukungan tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan, memperlihatkan kesempatan siswa berfikir, menganalisis, menuntaskan masalah, bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi siswa untuk berkompetisi secara sehat, dan bertanya jawab dengan siswa, membetulkan kesalahan, penguatan, dan kesimpulan.
Pada kegiatan simpulan pelaksanaan tindakan, siswa dibariskan kembali menjadi 4 bersaf untuk melaksanakan pendinginan (CD), siswa mendengarkan ulasan materi pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti memimpin siswa untuk berdo’a dan membubarkan barisan.
c. Observasi
Pada siklus II, pembelajaran senam ketangkasan melompat dan meloncat melalui pendekatan bermain dan media bantu, siswa kelas II memperlihatkan minat dan ketertarikan terhadap pembelajaran yang sangat tinggi. Pendekatan bermain dan penggunaan media bantu ban bekas dan bilah bantu yang ditambah dengan cone dan bola tenis berefek nyata terhadap minat, keaktifan, dan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa dalam pembelajaran. Penambahan media bantu cone dan bola tenis merubah suasana pembelajaran lebih hidup, suasana kompetisi telah berhasil membangkitkan minat dan keaktifan seluruh siswa. Siswa sudah tidak lagi bermain sendiri, semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Peneliti mencatat semua aktifitas siswa, minat siswa, keaktifan siswa, dan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa dalam lembar pengamatan, sebagai materi analisis untuk mengambil kesimpulan.

d. Refleksi
Minat, keaktifan, dan penguasaan gerak dasar lompat dan loncat siswa diamati, dihitung, dan dicatat sebagai data penelitian. Pada siklus II, seluruh siswa yang berjumlah 32 anak, telah memperlihatkan minat yang tinggi terhadap pembelajaran (100%). Selain itu, seluruh siswa juga telah aktif mengikuti pembelajaran (100%), tingkat ketuntasan mencar ilmu telah mencapai 93,75%, masih terdapat 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini disebabkan lantaran fisik kedua anak tersebut dalam kondisi kurang sehat, meskipun demikian, lantaran pembelajaran telah mencapai tingkat ketuntasan sesuai indikator kinerja penelitian yang disyaratkan, maka penelitian dilarang pada siklus II.

Baca juga:
  1. BAB II PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD
  2. BAB IV PTK Penjaskes Kelas 2 Kenaikan Pangkat materi Senam Ketangkasan
  3. Daftar judul PTK Kenaikan Pangkat SD
Silahkan SMS ke HP: 081328239660 kalau Bapak Ibu Saudara menginginkan pola PTK lengkapnya. Demikian biar sanggup membantu.

0 Response to "Ptk Penjaskes Kelas 2 Penggalan Iii Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel