-->

Iklan

Organisasi Militer Dan Semi Militer Bentukan Jepang Beranggotakan Cowok Indonesia

Materi Sekolah - Apa saja Contoh Organisasi Militer Bentukan Jepang Beranggotakan Pemuda Indonesia? Apa yang dimaksud dengan Heiho? Siapa pemimpin pemberontakan PETA di Blitar? Mengapa terjadi pemberontakan PETA di Blitar? Sebutkan Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang yang Beranggotakan Pemuda Indonesia?

Sejak awal pendudukannya, Jepang selalu berusaha menggoda bangsa Indonesia semoga bersedia membantu pemerintah Jepang dalam usaha untuk memenangkan peperangan melawan Sekutu. Bangsa Indonesia hampir selalu dilibatkan dalam aneka macam organisasi militer maupun organisasi semi
militer.

Beberapa organisasi militer yang dibuat pemerintah Jepang, di antaranya:
  • HEIHO/pembantu prajurit Jepang

Heiho yang artinya pembantu prajurit Jepang yakni kesatuan militer yang dibuat oleh pemerintah Jepang yang beranggotakan para perjaka Indonesia. Heiho menjadi pecahan Angkatan Darat maupun Angkatan Laut Jepang. Anggota Heiho menerima latihan kemiliteran semoga bisa menggantikan prajurit Jepang di dalam peperangan.

Para anggota Heiho menerima latihan untuk memakai senjata (senjata anti pesawat, tank, artileri medan, mengemudi, dan sebagainya). Namun, tidak ada satupun anggota Heiho yang berpangkat perwira. Pangkat perwira hanya dipeuntukkan bagi orang-orang Jepang.
 Apa saja Contoh Organisasi Militer Bentukan Jepang Beranggotakan Pemuda Indonesia Organisasi Militer dan Semi Militer Bentukan Jepang Beranggotakan Pemuda Indonesia

Para anggota Heiho menerima latihan kemiliteran. Untuk itu, pemerintah Jepang menugaskan seksi khusus dari pecahan intelejen untuk melatih para anggota Heiho. Latihan dipimpin oleh Letnan Yana-gawa dengan tujuan semoga para perjaka Indonesia sanggup melakukan kiprah intelejen.
  • PETA/Pembela Tanah Air

Pembela Tanah Air (PETA) dibuat pada tanggal 3 Oktober 1943. Menjelang berakhirnya latihan kemiliteran angkatan ke 2, keluarlah surat perintah untuk membentuk PETA. Namun, Letjen Kamakici Harada memutuskan semoga pembentukkan PETA bukan inisiatif pemerintah Jepang, melainkan inisiatif bangsa Indonesia. Untuk itu, dicarilah seorang putera Indonesia yang berjiwa nasionalis untuk memimpin PETA.

Akhirnya, pemerintah Balatentara Jepang meminta Gatot Mangunpraja (seorang nasionalis yang bersimpati terhadap Jepang) untuk menulis permohonan pembentukkan tentara PETA.

Surat permohonan telah dikirim pada tanggal 7 September 1943 dan permohonan itu dikabulkan dengan dikeluarkan peraturan yang disebut Osamu Seirei No. 44, tanggal 3 Oktober 1943. Pembentukkan PETA, ternyata menarik perhatian para perjaka Indonesia, terutama yang telah menerima pendidikan sekolah menengah dan para anggota Seinendan.

Keanggotaan PETA dibedakan dalam beberapa pangkat yang berbeda (sebenarnya bukan pangkat,
tetapi nama jabatan).
Ada lima macam pangkat, yaitu:
  1. Daidanco (Komandan Batalyon),
  2. Cudanco (Komandan Kompi),
  3. Shudanco (Komandan Peleton),
  4. Budanco (Komanda Regu), dan
  5. Giyuhei (Prajurit Sukarela).

Daidanco (Komandan Batalyon) dipilih dari tokoh-tokoh masyarakat yang terkemuka ibarat pegawai pemerintah, pemimpin agama, pamong praja, para politikus, penegak hukum, dan sebagainya. Cudanco (Komandan Kompi) dipilih dari mereka yang bekerja, tetapi belum mempunyai jabatan yang tinggi ibarat para guru, juru tulis, dan sebagainya. Shudanco (Komandan Peleton) biasanya dipilih dari para pelajar sekolah lanjutan pertama dan atas. Budanco (Komanda Regu) dan Giyuhei (Prajurit Sukarela) dipilih dari para pelajar sekolah dasar.

Para perjaka yang menjadi anggota PETA sanggup dibedakan menjadi tiga, yaitu;
  1. mereka yang menjadi anggota PETA dengan semangat yang tinggi,
  2. mereka yang menjadi anggota PETA sebab dipengaruhi orang lain, dan
  3. mereka yang menjadi anggota PETA dengan perasaan hirau tak acuh.
Di antara mereka ada yang beranggapan bahwa kemenangan Jepang dalam Perang Pasifik akan membawa perubahan hidup bangsa Indonesia, yaitu sebagai bangsa yang merdeka. Di samping itu, ada yang percaya pada ramalan Joyoboyo bahwa Jepang akan meninggalkan Indonesia dan Indonesia akan menjadi negara yang merdeka, untuk itu, Indonesia memerlukan tentara untuk mengamankan wilayahnya.

Para anggota PETA menerima pendidikan militer di Bogor pada forum Jawa Boei Giyugun Kanbu Renseitai (Korps Latihan Pemimpin Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa). Nama forum itu kemudian bermetamorfosis Jawa Boei Giyugun Kanbu Kyoikutai (Korps Pendidikan Pemimpin Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa). Setelah menerima pendi-dikan, mereka ditempatkan pada daidan-daidan yang tersebar di Jawa, Madura, dan Bali.

Dalam perkembangannya, beberapa anggota PETA mulai kecewa terhadap pemerintah Balatentara Jepang. Kekecewaan itu berujung pada meletusnya pemberontakkan.

Pemberontakkan PETA terbesar terjadi di Blitar pada tanggal 14 Februari 1945 yang djipimpin oleh Supriyadi.

Pemberontakkan itu dipicu sebab kekejaman Jepang dalam memperlakukan para perjaka yang dijadikan tenaga romusha.

Adapun organiasi semi militer yang dibuat Jepang antara lain;
  • Gerakan 3A (Jepang Pemimpin Asia, Jepang Cahaya Asia, dan Jepang Pelindung Asia)
Gerakan 3A (Jepang Pemimpin Asia, Jepang Cahaya Asia, dan Jepang Pelindung Asia) merupakan organisasi sosial yang bertujuan untuk mewadahi bangsa Indonesia semoga lebih gampang untuk mengaturnya, terutama untuk mencapai tujuan Jepang. Gerakan 3A yang dipimpin oleh Mr. Syamsuddin, bertujuan:
  1. Menghimpun bangsa indonesia untuk mengabdi kepada kepentingan Jepang.
  2. Mempropagandakan kemenangan Jepang.
  3. Menanamkan anti Barat, terutama Belanda, Inggris, dan USA.

  • Putera (Pusat Tenaga Rakyat)

Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Putera dibuat untuk menggantikan Gerakan 3 A. Organisasi ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan semangat bangsa Indonesia dalam membantu pemerintah Jepang dalam perang melawan Sekutu. Putera didirikan pada tanggal 1 Maret 1943 dipimpin oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan Kyai Haji Mansyur.

Mengapa Jepang menentukan tokoh-tokoh yang populer dan besar lengan berkuasa untuk memimpin Putera? Namun, para tokoh pergerakan nasional itu ingin memakai Putera sebagai alat perjuangan. Maksud tersebut diketahui oleh Jepang sehingga organisasi itu dibubarkan pada tahun 1944. Dengan demikian, maksud pembentukkan Putera tidak sanggup mencapai hasil yang diinginkan.
  • Jawa Hokokai (Kebaktian Rakyat Jawa)

Jawa Hokokai (Kebaktian Rakyat Jawa). Organisasi ini dibuat pada tahun 1944, sehabis kedudukan pasukan Jepang semakin terdesak. Tujuannya yakni untuk menggerakan seluruh rakyat Indonesia semoga berbakti kepada Jepang. Sebagai tanda bahwa rakyat benar-benar berbakti, maka rakyat harus rela berkurban, baik harta benda maupun jiwa dan raga untuk kepentingan perang Jepang. Rakyat Indonesia harus menyerah-kan emas, intan, dan segala harta benda (terutama beras) untuk kepentingan perang.

Akibatnya, kemiskinan merajalela di mana-mana, rakyat hanya berpakaian karung goni, rakyat banyak yang mati sebab kelaparan. Rakyat dididik/dilatih kemiliteran untuk memperkuat pertahanan Indonesia apabila diserang oleh Sekutu. Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja paksa untuk membangun barak-barak militer. Rakyat dipaksa untuk menjadi romusha.

0 Response to "Organisasi Militer Dan Semi Militer Bentukan Jepang Beranggotakan Cowok Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel