-->

Iklan

2 Versi Cerita Masuknya Sunan Ampel Di Pulau Jawa

Kisah masuknya Sunan Ampel di pulau Jawa – Sunan Ampel (Raden Rahmat) sanggup dibilang merupakan guru bagi para sunan (walisongo) di pulau jawa. Akan tetapi, Sunan Ampel bukan orang orisinil Jawa. Sunan Ampel berasal dari Champa (Vietnam). Lantas apa yang menciptakan raden rahmat mau tiba ke Jawa? Tentang latar belakang sunan Ampel tiba ke Jawa ada dua versi cerita, yang pertama sebab Sunan Ampel ingin ziarah ke Jawa, dan alasan yang kedua sebab dipanggil oleh masyarakat Gresik. Untuk lebih jelasnya, silahkan simak uraian berikut ini.


Versi 1 Kisah Masuknya Sunan Ampel (Sunan Ampel) di Pulau Jawa

Adalah dua orang putra dari Syekh lbrahim Asrnaraqandi yang berjulukan Raden Raja Pandito dan Raden Rahmat (Sunan Ampel) yang selama ini berada di negeri Campa meminta izin kepada Syekh lbrahim untuk pergi ziarah ke bibi mereka Dewi Martaningrum di Majapahit. Syekh lbrahim pun tidak berkeberatan dan mengizinkan mereka berdua untuk pergi ke Majapahit malah menyuruh salah satu santrinya untuk menemani kedua putranya, untuk membantu mengatasi segala kesulitan mereka.

Mereka bertiga pun pergi mencari sebuah bahtera yang berlayar ke Tanah Jawa, mereka terus berjalan sehingga hingga di Kupang, di sanalah mereka menemukan sebuah kapal dagang yang berlayar ke kota Gresik (sebuah kota akrab Surabaya), mereka pun berlayar dengan angin yang lembut selama tujuh hari. Tetapi ketika mereka berada di tengah lautan, tiba-tiba angin bertiup kencang sehingga bahtera yang mereka tumpangi oleng dan menabrak kerikil karang. Perahu yang mereka tumpangi pecah berkeping-keping.

Kejadian tersebut terdengar oleh Raja Kamboja yang pribadi memerintahkan untuk menangkap semua penumpang bahtera dan mengambil barang yang berada di bahtera tersebut. Ia juga memerintahkan untuk aben bahtera dan menahan semua penumpangnya.

Melihat insiden tersebut mereka bertiga berunding dan bersepakat untuk mengirim kabar kepada Prabu Brawijaya supaya sang prabu menyelamatkan mereka dari tangan Raja Kamboja mengingat kerajaan Kamboja pada waktu itu merupakan salah satu kerajaan bawahan Majapahit.

Mereka mengutus seorang penduduk kamboja pergi ke Majapahit untuk memberikan insiden yang menimpa Raden Rahmat dan saudaranya pada Prabu Brawijaya. Ketika utusan tersebut memasuki istana, Sang Prabu pribadi menanyakan nama, asal dan tujuan utusan tersebut, lelaki itu segera menjawab

Ampunkan hamba Baginda, sebetulnya hamba yakni penduduk Kamboja, hamba yakni utusan dari dua orang keponakan baginda, mereka yakni dua orang putra Dewi Candrawulan saudara kandung Dewi Martaningrum permaisuri Baginda, yaitu Raden Raja Pandita dan Raden Rahmat. Mereka bermaksud tiba ke sini dengan naik sebuah perahu, tetapi ketika hingga di perairan Kamboja, bahtera meraka dihantam topan sehingga terdampar di pesisir Kamboja, semua penumpang ditawan oleh Raja Kamboia, semua harta benda dirampas. Mereka sangat berharap supaya baginda menyelamatkan mereka" ujar utusan tersebut paniang lebar.

Setelah mendengar laporan tersebut. Prabu Brawiiaya memanggil Senopati Arya Banga dan menceritakan insiden yang menimpa keponakan mereka, ia memerintahkan untuk menyelamatkan mereka dari tangan Raia Kamboja.

Arya Banga pun pergi dengan ditemani sepuluh orang punggawa pilihan. Ketika Arya Banga dan para punggawa lainnya hingga di kerajaan Kamboia, Raja Kamboia bertanya kepada meraka. Arya Banga pun menjawab “Nama hamba Arya Banga, hamba tiba ke sini diutus Prabu Brawijaya untuk meminta pada tuan Raja supaya membebaskan dua orang bersaudara dan pembantunya yang tuan tahan, serta mempersilahkan mereka pergi ke Maiapanit bersama kami, sebab mereka yakni putra Dewi Candrawulan saudara Dewi Martaningrum permaisuri Prabu Brawijaya". ujar Arya Banga menjelaskan.

Konon, ketika Raja Kamboja mendengar semua perkataan Arya Banga ia pribadi memanggil Raden Rahmat dan saudaranya, sikapnya yang semula tidak sopan kini bermetamorfosis baik, dia memperkenalkan utusan prabu Majapahit pada mereka. 

"Anak muda, mereka yakni utusan Prabu Brawijaya, mereka tiba ke sini untuk mengajak kalian pergi ke Majapahit maka dari itu, pergilah kalian bersama mereka".

Ketika hingga di Majapahit Arya Banga pribadi mempersilahkan dua orang bersaudara dan pembantunya tersebut masuk ke lstana. Sesampainya di lstana sang Prabu bertanya perihal insiden yang mereka alami. Raden Rahmat pun menceritakan insiden tersebut awal hingga akhir. Selama di Majapahit Prabu Brawijaya memperlakukan mereka dengan sangat baik dan meminta mereka menetap di Majapahit. Ada yang menyampaikan Kejadian tersebut terjadi pada simpulan kurun ke enam, awal kurun tujuh dari tahun Hijriyah.

Versi 2 Kisah Masuknya Sunan Ampel (Sunan Ampel) di Pulau Jawa

Alkisah, sesudah Syekh Maulana Malik lbrahim wafat, maka para wali merasa kebingungan untuk mencari pengganti. Oleh hasilnya atas permintaan Syekh Maulana lrsyad Raden, Raden Rahmat (Sunan Ampel) di datangkan dari Negeri Campa ke Pulau Jawa.

Karena Raden Rahmat memiliki bibi yang dipermaisurikan Raja Majapahit, maka kepergiannya yakni untuk tiba ke majapahit. Dan dengan bahagia hati pula, Prabu Brawijaya mendapatkan kedatangan Raden Rahmat di sana. Prabu Brawijaya sangat menyukai Raden Rahmat menyerupai anak kandungnya sendiri, apapun yang dipinta niscaya akan terpenuhi. Tetapi rneski segala. kebutuhan mereka dipenuhi, dalam hati mereka berdua muncul rasa murung dan sangat prihatin melihat keadaan dan situasi di Majapahit. sebab pada ketika itu tidak ada satu pun dari penduduk majapahit memeluk Islam.

Kisah masuknya Sunan Ampel di pulau Jawa 2 Versi Kisah Masuknya Sunan Ampel di Pulau Jawa

Konon setiap kali Raden Rahmat (Sunan Ampel) melaksanakan sholat selalu menjadi tontonan dan materi tertawaan bagi orang yang melihat. Selama tinggal di Majapahit itu pula Raden Rahmat selalu mengaiak Prabu Brawilaya nemeluk agama Islam, nanun sang raja enggan mendapatkan lslam sebagai agama, sebab sang raja ingin menjadi raja yang beragama buddha terakhir di Tanah Jawa. Meski demikian sang Prabu tidak menghalangi perkembangan lslam di Majapahit.

Dari kisah di atas sanggup diambil i'tibar dan petuniuk bahwa seorang mukmin dilarang merasa aib dalam melaksanakan semua perintah Allah dan dilarang memperdulikan hinaan dan cemoohan orang yang tidak bahagia padanya.

Setelah sekian usang tinggal di Majapahit, Raden Rahmat merasa tidak kerasan, ia ingin kembali ke Campa, tetapi di cegah oleh Prabu Brawijaya. Sebagai gantinya Prabu Brawijaya menghadiahkan sebuah tanah di desa Ampel Denta untuk Raden Rahmat (Sunan Ampel) gunakan sebagai daerah penyebaran dan penyampaian pendidikan agama Islam.

0 Response to "2 Versi Cerita Masuknya Sunan Ampel Di Pulau Jawa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel