-->

Iklan

Konsep Pendekatan Saintifik (5M)


A.    Esensi Pendekatan Saintifik

Proses pembelajaran sanggup dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan akseptor didik.

 Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan budi sehat deduktif (deductivereasoning).

Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan budi sehat deduktif (deductivereasoning).

Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik final yang spesifik. Sebaliknya, budi sehat induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik final secara keseluruhan.

Penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam korelasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan final umum.

B.     Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Observing (mengamati), Questioning (menanya), Mengumpulkan informasi/ eksperimen, Mengasosiasikan/ mengolah informasi, Mengkomunikasikan .

1.      Mengamati
Kegiatan Belajarnya mengamati: melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa atau dengan alat).

Kompetensi yang Dikembangkan: melatih kesungguhan, ketelitian, mencari gosip

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini mempunyai keunggulan  tertentu, ibarat menyajikan media objek secara nyata, akseptor didik bahagia dan tertantang, dan gampang pelaksanaannya. Tentu saja acara mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang usang dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jikalau tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.



Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu akseptor didik, sehingga proses pembelajaran mempunyai kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi akseptor didik menemukan fakta bahwa ada korelasi antara objek yang dianalisis dengan bahan pembelajaran yang dipakai oleh guru.

Langkah-langkah Mengamati

Menentukan objek apa yang akan diobservasi

Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi

Menentukan  secara jelas  data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder

Menentukan di mana daerah objek yang akan diobservasi

Menentukan secara terperinci bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data biar berjalan gampang dan lancar

Menentukan cara dan melaksanakan pencatatan atas hasil observasi , ibarat memakai buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Jenis-jenis Pengamatan

Observasi biasa (common observation). Peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya melaksanakan observasi (complete observer), dan sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.

Observasi terkendali (controlled observation). akseptor didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Pada observasi terkendali pelaku atau objek  yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan.

Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi partisipatif, akseptor didik melibatkan diri secara pribadi dengan pelaku atau objek yang diamati. Observasi semacam ini mengharuskan akseptor didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati

2.      Menanya

Kegiatan Belajarnya

Mengajukan pertanyaan perihal gosip yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapat gosip pemanis perihal apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual hingga ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Kompetensi yang Dikembangkan

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan mencar ilmu sepanjang hayat

Guru yang efektif bisa menginspirasi akseptor didik untuk meningkatkan dan menyebarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada dikala guru bertanya, pada dikala itu pula ia membimbing atau memandu akseptor didiknya mencar ilmu dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan akseptor didiknya, ketika itu pula ia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh jawaban verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga sanggup dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan jawaban verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif!      

Mengajukan pertanyaan perihal gosip yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapat gosip pemanis perihal apa yang diamati. (dimulai dari pertanyaan faktual hingga ke pertanyaan hipotetik)

3.      Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen

Kegiatan Belajarnya: Melakukan eksperimen, Membaca sumber lain selain buku teks, Mengamati objek/kejadian, Aktivitas Wawancara dengan narasumber

Kompetensi yang Dikembangkan: Mengembangkan perilaku teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan gosip melalui banyak sekali cara yang dipelajari, menyebarkan kebiasaan mencar ilmu dan mencar ilmu sepanjang hayat.

4.      Mengasosiasikan/ Mengolah

Kegiatan Belajarnya

Mengolah gosip yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil acara mengumpulkan/eksperimen maupun hasil mengamati dan acara mengumpulkan informasi

Kompetensi yang Dikembangkan

Mengembangkan perilaku jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan mekanisme dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .

5.      Mengkomunikasikan         

Kegiatan Belajarnya : Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan  hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnnya.

Kompetensi yang Dikembangkan: Mengembangkan perilaku jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan menyebarkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.    



Sumber: PPT Badan Sumber Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014.



Postingan Terkait

Contoh Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik DI SINI
Paket Lengkap Soal UTN PLPG 2017 DI SINI

0 Response to "Konsep Pendekatan Saintifik (5M)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel