-->

Iklan

Tanya Jawab Soal Latihan Ogn 2017 Kompetensi Pedagogik Ii


PEMAHAMAN LANDASAN PENDIDIKAN, TEORI BELAJAR, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1.      Apakah yang dimaksud dengan kurikulum?

Jawab: Kurikulum ialah suatu planning pendidikan, yang menawarkan pedoman wacana jenis, lingkup, urutan isi, serta proses pendidikan. Dengan jadwal itu para siswa melaksanakan banyak sekali acara berguru sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laris pada dirinya. Kurikulum sebagai planning pembelajaran juga diartikan sebagai seperangkat planning dan pengaturan mengenai isi dan materi pelajaran serta cara yang dipakai sebagai pedoman penyelenggaraan acara pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

2. Apa sajakah fungsi kurikulum? Jelaskan secara singkat!

Jawab : Fungsi kurikulum ialah sebagai berikut.

a.      Fungsi penyesuaian

Kurikulum mengarahkan penerima didik biar memilki sifat untuk bisa menyesuaikan dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial.

b.      Fungsi pengintegrasian

Kurikulum untuk mendidik penerima didik biar memilki langsung yang integral. Siswa intinya merupakan anggota dan bab integral dari masyarakat.

c.      Fungsi perbedaan

Kurikulum untuk menawarkan pelayanan terhadap perbedaan individu penerima didik.

d.      Fungsi persiapan

Kurikulum untuk mempersiapkan penerima didik biar bisa melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, baik dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi ataupun dalam memasuki kehidupan dalam masyarakat.

e.      Fungsi pemilihan

Kurikulum menawarkan kesempatan kepada penerima didik dalam menentukan program-program berguru sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

f.      Fungsi diagnostik

Kurikulum membantu dan mengarahkan penerima didik untuk sanggup memahami kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya.

3. Apa sajakah prinsip-prinsip pengembangan kurikulum? Jelaskan secara singkat!

Jawab: prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ialah sebagai berikut.

a. Ilmiah

Keseluruhan materi dan acara yang menjadi muatan dalam kurikulum harus benar dan sanggup dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Konsisten

Adanya relasi yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, acara pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian.

c. Relevan

Pengembangan kurikulum harus mempunyai kesesuaian di antara komponen-komponennya, menyerupai tujuan, bahan, strategi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum juga harus relevan dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, potensi penerima didik, serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).

d. Ketercukupan

Cakupan indikator, materi pelajaran, acara pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

e. Menyeluruh

Komponen silabus meliputi keseluruhan ranah kompetensi, baik pengetahuan, sikap, maupun praktik (psikomotor).

f. Fleksibel

Pengembangan kurikulum harus bersifat luwes dalam pelaksanaannya; memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan zaman.

g. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan kejadian yang terjadi.

h. Kontinuitas, pengembangan kurikulum harus memerhatikan kesinambungan, antara tingkat kelas, antara jenjang pendidikan, maupun bantuan dengan jenis pekerjaan.

4. Bagaimanakah pandangan berguru berdasarkan teori behaviorisme?

Jawab: Teori berguru tingkah laris (behaviorisme) memandang berguru sebagai hasil dari pembentukan relasi antara rangsangan dari luar (stimulus) menyerupai ‘2 + 2’ dan tanggapan dari siswa (response) menyerupai ‘4’ yang sanggup diamati. Semakin sering relasi (bond) antara rangsangan dan tanggapan terjadi, maka akan semakin kuatlah relasi keduanya (law of exercise). Teori berguru tingkah laris ini menekankan adanya ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement). Semakin banyak ganjaran yang diberikan maka respon yang diharapkan dari siswa akan lebih baik. Selain itu, kalau respon siswa di luar yang diinginkan maka diharapkan adanya konsekuensi eksekusi (punishment) sebagai stimulus biar respon yang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada atau, dengan kata lain, biar sikap siswa sesuai yang diinginkan.

5. Bagaimanakah teori berguru kognitif berdasarkan Piaget?

Jawab: Menurut Piaget, struktur kognitif atau skemata (schema) ialah suatu organisasi mental tingkat tinggi yang terbentuk pada ketika orang itu berinterkasi dengan lingkungannya. Dua proses yang sangat penting ialah asimilasi dan akomodasi. Asimilasi ialah suatu proses di mana suatu informasi atau pengalaman gres sanggup diubahsuaikan dengan kerangka kognitif yang sudah ada di benak siswa; sedangkan fasilitas ialah suatu proses perubahan atau pengembangan kerangka kognitif yang sudah ada di benak siswa biar sesuai dengan pengalaman yang gres dialami.

6. Bagaimanakah teori berguru bermakna berdasarkan David P. Ausubel ?

Jawab: Teori berguru Ausubel menitikberatkan pada bagaimana seseorang memperoleh pengetahuannya. Menurut Ausubel terdapat 2 jenis berguru yaitu berguru hafalan (rote-learning) dan berguru bermakna (meaningfullearning). Jika seorang siswa berkeinginan untuk mengingat sesuatu tanpa mengaitkan hal yang satu dengan hal yang lain maka baik proses maupun hasil pembelajarannya sanggup dinyatakan sebagai hafalan (rote) dan tidak akan bermakna (meaningless) sama sekali baginya. Pembelajaran yang mengacu pada ‘belajar bermakna’ atau ‘meaningful-learning’ ialah pembelajaran di mana pengetahuan atau pengalaman gres yang akan dipelajari siswa sanggup terkait dengan pengetahuan usang yang sudah dimiliki siswa.

7. Bagaimanakah teori berguru presentasi berdasarkan Bruner?

Jawab: Bruner memunculkan teori presentasi. Bruner membagi penyajian proses pembelajaran dalam tiga tahap, yaitu tahap enaktif, ikonik, dan simbolik. Pada tahap enaktif, para siswa dituntut untuk mempelajari pengetahuan dengan memakai sesuatu yang “konkret” atau “nyata” yang berarti sanggup diamati dengan memakai panca indera. Tahap berikutnya ialah tahap ikonik, dimana para siswa mempelajari suatu pengetahuan dalam bentuk gambar atau diagram sebagai perwujudan dari acara yang memakai benda faktual atau nyata tadi. Tahap ketiga ialah tahap simbolik. Pada tahap simbolik para siswa harus melewati suatu tahap dimana pengetahuan tersebut diwujudkan dalam bentuk simbol-simbol abstrak. Dengan kata lain, siswa harus mengalami proses berabstraksi. Berabstraksi terjadi pada ketika seseorang menyadari adanya kesamaan di atara perbedaan-perbedaan yang ada.

8. Bagaimanakah pandangan teori berguru konstruktivisme?

Jawab: Bruner beropini bahwa berguru dengan inovasi ialah berguru untuk menemukan (learning by discovery is learning to discover). Para siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia bebas untuk mengumpulkan data, menciptakan dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta bentuk umum, menunjukan benar tidaknya dugaannya itu.

9. Apakah perbedaan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran?

Jawab: Dalam Lampiran 3 Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 (233) pendekatan dimaknai sebagai cara menyikapi/melihat (a way of viewing); strategi dimaknai sebagai cara mencapai tujuan dengan sukses (a way of winning the game atau a way of achieving of objectif); metode dimaknai sebagai cara menangani sesuatu (a way of dealing). Sedangkan teknik dimaknai sebagai cara memperlakukan sesuatu (a way creating something); dan model dimaknai sebagai kerangka yang berisikan langkah-langkah/uruturutan kegiatan/sintakmatik yang secara operasional perlu dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam acuan lain dijelaskan bahwa pendekatan ialah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran; metode ialah cara yang dipakai untuk  mengimplementasikan planning yang sudah disusun dalam bentuk acara nyata dan mudah untuk mencapai tujuan pembelajaran; teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifk; dan model adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal hingga final yang disajikan secara khas oleh guru (bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran). Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approaches) yang dipakai dalam perancangan kurikulum dan pembelajaran ketika ini. Strategi pembelajaran merupakan perencanaan tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan banyak sekali sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan planning yang sudah disusun dalam acara nyata biar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode dipakai sebagai cara untuk melaksanakan dan merealisasikan taktik yang telah ditetapkan. Dalam mengimplementasikan metode pembelajaran, seorang pendidik perlu memutuskan teknik atau cara tertentu biar proses pembelajaran berjaan efektif dan efsien, serta taktik atau gaya individu dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu contohnya dalam memakai ilustrasi atau memakai gaya bahasa atau idialek biar materi pembelajaran gampang dipahami.

10. Apa sajakah kriteria penyeleksian dan pemilihan materi pembelajaran? Jelaskan secara singkat!

Jawab: kriteria penyeleksian dan pemilihan materi pembelajaran ialah sebagai berikut.

a. Sahih (Valid)

Materi yang akan dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya.

b. Tingkat Kepentingan (Significance)

Dalam menentukan materi perlu mempertimbangkan pertanyaan berikut:

1). Bagaimana intensitas tingkat kepentingan materi tersebut sehingga harus dipelajari?

2). Apakah penting materi tersebut diajarkan pada siswa?

3). Dimana letak kepentingan materi tersebut dan mengapa penting?

Dengan demikian, materi yang dipilih untuk diajarkan tentunya memang yang benar-benar diharapkan oleh siswa.

c. Kebermanfaatan (utility)

Manfaat harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis maupun nonakademis. Bermanfaat secara akademis artinya guru harus yakin bahwa materi yang diajarkan sanggup menawarkan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan berikutnya. Bermanfaat secara nonakademis maksudnya bahwa materi yang diajarkan sanggup membuatkan kecakapan hidup (life skills) dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari

d. Layak dipelajari (learnability)

Materinya memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah, atau tidak terlalu sulit), maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan materi latih dan kondisi setempat.

e.  Menarik minat (interest)

Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan sanggup memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus bisa menumbuhkembangkan rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk membuatkan sendiri kemampuan mereka.

PEMBAHASAN LENGKAP SOAL KOMPETENSI PEDAGOGIK II BACA DI SINI
TANYA JAWAB SOAL PEDAGOGIK I BACA DI SINI
 BACA JUGA TANYA JAWAB PEDAGOGIK III DAN V
BACA JUGA TANYA JAWAB PEDAGOGIK IV

Sumber Pustaka:

Wibowo, Hari,  dkk. 2016. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

__________ 2016. Teori Belajar. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

0 Response to "Tanya Jawab Soal Latihan Ogn 2017 Kompetensi Pedagogik Ii"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel